Korona Merebak, Produksi Mandek

By vegaensiklopedia10@gmail.com - 00.55


ALVIS REZANDO FOR RADAR KUDUS

TERBENTUR KORONA: Alvis Rezando, pembuat barongsai asal Kudus terkendala bahan baku untuk membuat Barongsai akibat virus Korona. Sebab, bahan baku pembuatan barongsai diimpor dari Wuhan, Tiongkok.


JATI, Radar Kudus – Virus Korona saat ini menjadi pandemi. Banyak yang sudah terkena dampak dari virus yang berawal dari kota Wuhan, Tiongkok itu. Salah seorang pembuat barongsai di Kudus tak luput dari dampak Korona. Sebab, dia tidak dapat lagi memproduksi barongsai.

Penyebab tersendatnya produksi barongsai dialami oleh Alvis Rezando. Sebab, aksesoris barongsai harus diimpor dari Wuhan, Tiongkok. Dia memilih impor dari Wuhan,Tiongkok karena memiliki kualitas super. Aksesoris barongsai yang dipesan dari negeri tirai bambu itu meliputi bulu domba, mata barongsai, dan bulu kelinci. ”Susah masuk. Kan barang-barang itu dari Tiongkok semua,” jelasnya.

Sebelum ada Korona, aksesoris barongsai yang dipesannya itu sampai di kediamannya dalam waktu satu bulan. Namun, semenjak ada virus Korona, impor tidak dapat dilakukan lagi karena akses sudah ditutup.

Kepada Jawa Pos Radar Kudus, saat ini Alvis hanya bisa menghabiskan stok yang masih ada di rumahnya. ”Saat ini sudah ndak isa masuk ke Indonesia. Dan saya pun cuma bisa menghabiskan stok yang ada. Misal yang tersedia stok bulu domba warna merah. Sedangkan bulu putihnya nggak ada ya nunggu yang putih dulu. Tapi nggak tahu pastinya kapan,” sambungnya.

Kepada wartawan koran ini, Pria yang berdomisili di Desa Loram Kulon RT I/RW II itu membeberkan rincian aksesoris yang diimpor dari Wuhan, Tiongkok. Untuk bulu domba satu ekor seharga Rp 1,5 juta. Satu pasang mata barongsai seharga Rp 50 ribu. Bulu kelinci seharga Rp 250 ribu, dan Bola hidung seharga Rp 250.

Menurutnya, di Indonesia juga belum ada yang memproduksi bulu domba. Dengan adanya Korona, mau tidak mau, dia harus berterus terang dengan ke customer yang sudah terlanjur order. Bahwa barang dari Tiongkok belum dapat masuk ke Indonesia sampai waktu yang belum ditentukan. ”Customer memahami hal tersebut,” kata dia.

Sebelum ada Korona, Alvis mampu memproduksi empat sampai lima barongsai dalam sebulan. Dia mampu mengantongi Rp 10 sampai Rp 15 juta dalam sebulan. Alvis berharap virus Korona dapat segera teratasi. ”Kasihan orang dagang yang ambil barang-barang impor. Dan semoga virus ini cepat hilang,” harapnya. (vga)

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar

Contact

Whats App
085640127128

Email
vegaensiklopedia10@gmail.com