KOMUNITAS
SENI SAMAR FOR RADAR KUDUS
APIK:
Komunitas Seni Samar memerankan teater berjudul Rananggana di Auditorium
Universitas Muria Kudus (UMK) pada Jumat (13/3). Teater Rananggana merupakan
gambaran sisi kerakusan manusia.
BAE,
Radar Kudus – Komunitas
Seni Samar memerankan teater berjudul Rananggana di Auditorium Universitas
Muria Kudus (UMK) pada Jumat (13/3) pukul 19.00. Rananggana dipilih sebagai
simbol dari kerakusan manusia yang tidak peduli terhadap alam.
Ada beberapa
interpretasi dari Rananggana itu. Yakni sisi kerakusan manusia yang tak peduli
terhadap alam, sosok manusia penjaga Muria, dan sebuah wilayah di daerah
Jungpara (Jepara) sampai Silangangga (Juwana) kala itu.
Desainer Produksi
Komunitas Seni Samar Dian Puspitasari memiliki alasan memilih judul Ranaggana.
Yakni berangkat dari kerusakan Muria yang diakibatkan oleh manusia. ”Kami lebih
menyasar cerita tentang manusia yang merusak alam. Bukan hanya di Muria. Tapi
secara global juga,” jelasnya.
Menurut dia, untuk
daerah Muria, ada beberapa kerusakan yang diakibatkan oleh manusia. Mulai dari
lereng Muria yang beralih menjadi lahan pertanian. Pepohonan yang ditebang
sehingga mengakibatkan stok air menipis. Dan mengakibatkan longsor. ”Jadi Muria
adalah pijakan kami untuk merepresentasikan kerakusan manusia secara universal,”
ujar dia.
Pentas teater itu
berlangsung unik. Sebab, wajah lakon ditutup. Itu sebagai bentuk tidak
pentingnya wajah soal kerusakan alam. ”Tidak penting lagi siapa aku atau kamu,
sebab wajah sering menipu. Yang terpenting adalah laku,” ujar dia.
0 komentar