Tak Seharusnya Google hapus Palestina

By vegaensiklopedia10@gmail.com - 19.51



Oleh: Vega Ma’arijil Ula
            Sebuah perusahaan multinasional asal Amerika, sekaligus mesin pencari kenamaan, Google berulah dengan menghapus negara Palestina dari Google Maps. Tentu hal ini memancing reaksi dari berbagai pihak. Google yang notabene merupakan produk dari Paman Sam tak seharusnya turut berperang dalam konflik yang sedang terjadi di wilayah palestina. Kejadian ini tentu dapat merusak citra Google sendiri yang selama ini sudah banyak digunakan atau bahkan membantu masyarakat diseluruh penjuru negeri didalam memenuhi informasi yang dibutuhkan para pengakses Google.
            Google bahkan mengganti nama Palestina dengan Israel. Tentu hal ini menuai berbagai kecaman dari berbagai pihak, banyak yang menyerukan agar Google segera mengembalikan tindakan konyol tersebut. Saat didesak seperti ini, Google berkilah bahwa telah terjadi kesalahan teknis. Terdengar konyol memang, bagaimana bisa secara tiba-tiba hilang dan berkilah bahwa telah terjadi kesalahan teknis.  Bahkan kota “Tepi Barat” dan “Jalur Gaza” tidak muncul di Google Maps. Fakta ini jelas bukan kebetulan semata, apalagi hal serupa juga ditemukan di “Apple Maps” yang juga tidak menyertakan kedua kota tersebut.
            Tak sependapat dengan apa yang terjadi, masyarakat dunia turut mengecam atas apa yang dilakukan oleh Google. Mereka bersama-sama membuat petisi online melalui Change.org. Dalam hal ini Google secara tidak langsung turut berperan dalam pembersihan etnis pemerintah Israel atas Palestina. Berbagai kalangan turut menyesalkan atas perbuatan yang dilakukan oleh Google, secara tidak langsung ulah dari Google merupakan penghinaan bagi palestina.
Aliansi Forum Jurnalis Palestina (PJF) mengutarakan bahwa apa yang telah dilakukan oleh Google merupakan kegiatan konspirasi atas skema Israel terhadap Palestina. Secara tidak langsung Israel bakal dianggap sah yang secara langsung menghapus nama palestina. Bukan pertama kalinya Google demikian, pada 25 Juli Google juga menghapus kota-kota yang sejatinya milik Palestina menjadi milik Israel. Langkah yang diambil oleh Google ini merupakan langkah kontroversial yang sejatinya bertentangan dengan norma dan konvensi Internasional. Jika tidak ingin dianggap turut berperang, Google harus mengembalikan Palestina kedalam Google Maps.
            Indonesia bahkan tidak setuju dengan hal ini. Melalui Menkominfo. Indonesia telah berkoordinasi dengan Google. Google mengutarakan bahwa membuat peta yang mengacu pada keanggotaan Perserikatan Bangsa-bangsa (PBB). Meski status Palestina di PBB bukanlah anggota penuh, ttidak semestinya Google menghapus wilayah Palestina. Bahkan Indonesia secara jelas mengakui keberadaan Palestina. Salah satunya melalui pembahasan pada Konferensi Tingkat Tinggi Organisasi Kerja Sama Islam (KTT OKI).
            Perlu diketahui juga bahwa Masjid Al-Aqsha diklaim sebagi milik Israel, bukan Palestina. Miris memang melihat apa yang sudah dilakukan oleh Google. Sebagai warga Indonesia kita juga berhutang budi kepada Palestina. Secara de Facto Indonesia merdeka pada 17 Agustus 1945, namun perlu diingat bahwa untuk berdiri secara de jure, Indonesia tentu membutuhkan pengalaman dari bangsa-bangsa lain. Yang perlu dicermati, yaitu dukungan kemerdekaan Indonesia dimulai oleh Palestina kemudian diikuti Mesir.  Bahkan hal ini sudah tertuang di buku “Diplomasi Revolusi Indonesia” di Luar Negeri.

            Kembali ke topik, ulah yang dilakukan oleh Google terlihat seperti memutarbalikkan fakta sejarah serta letak geografi yang sudah ada sedari dulu. Terlihat seakan memalsukan hak rakyat Palestina atas tanah air mereka. Perlu diketahui pada saat kita mencari kata “Palestrina” pada Google, maka yang muncul yaitu Yerusalem dan Gaza, bukan Palestina.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar

Contact

Whats App
085640127128

Email
vegaensiklopedia10@gmail.com