Oleh: Vega Ma’arijil Ula
Akhir
Oktober lalu tepatnya tanggal 29 dan 30 Oktober 2016, warga Kudus, Jawa Tengah
dimeriahkan oleh kedatangan artis ibukota dalam acara musik Inbox. Hal ini
menjadi hiburan tersendiri bagi masyarakat kota Kretek. Tentu acara ini akan
membius sejumlah warga yang ingin melepas penat usai disibukkan dengan
pekerjaan mereka masing-masing. Acara musik yang terbilang besar dan sudah
terkenal ini menghadirkan host kenamaan seperti Andika Pratama, Melanie, Tyson,
Uus dan masih banayk lagi. Bahkan bupati Kudus, Mustofa turun langsung sepanjang
acara yang digelar selama dua hari.
Acara yang mulai tayang sejak hari
Sabtu pukul enam hingga sembilan pagi dan kembali dilanjutkan pada pukul
duabelas siang hingga limabelas sore tentu berpotensi mengganggu kegiatan
belajar siswa disekolah. Pasalnya acara ini melibatkan penonton yang notabene
adalah siswa yang seharusnya mereka belajar pada jam tersebut.
Disdikpora Kudus turut berperan
dalam kegiatan ini. Bagaimana tidak, sesuai edaran nomor 420/3504/03.01/2016 yang
isinya menegaskan bahwa sekolah harus mengirimkan peserta didik beserta guru
untuk turut serta dalam acara tersebut. Bahkan isi surat tersebut menyatakan
bahwa kegiatan ini adalah kegiatan luar sekolah. Jika memang demikian, Sabtu
pagi seharusnya belajar di sekolah, bukan menonton acara musik.
Jika kita perhatikan, kota Kudus
jarang menggelar acara hiburan sebesar Inbox , sehingga tanpa kehadiran
siswa-siswi pun acara tetap berlangsung ramai. Hal yang menjadi kurang etis
adalah target jumlah penonton yang harus mencapai seribu lebih. Perlu diketahui
juga bahwa banyak anak-anak kecil yang terpisah dari kakak ataupun dari
orangtuanya. Kembali lagi ke pokok permasalahan, apabila siswa memang harus menonton, alangkah
baiknya jika menonton usai jam sekolah. Sempat ada sangggahan bahwa acara yang
bersamaan dengan expo UMKM adalah untuk pendidikan luar sekolah bagi para siswa.
Jika benar demikian, mengapa siswa justru dilarang mengenakan seragam saat
datang ke acara. Siswa justru diarahkan untuk memakai seragam bebas. Secara
nalar hal seperti itu tidak masuk akal. Apalagi siswa diharuskan melihat expo
UMKM dengan waktu yang cukup pagi yaitu pada pukul setengah enam pagi.
Namun kita masih bisa bernafas lega karena
masih ada yang peduli dengan dunia pendidikan, adalah perwakilan salah satu SMP
di daerah Kudus yang melarang siswa beserta guru untuk datang ke acara musik
saat kegiatan belajar mengajar. Setidaknya
masih ada yang peduli dengan dunia pendidikan khususnya di kota Kretek
ini.
Sejatinya tidak ada larangan untuk
menonton acara musik, apalagi ini adalah acara yang bagus untuk hiburan
masyarakat Kudus di akhir pekan. Toh acara ini sebenarnya positif, diantaranya
mengangkat kebudayaaan kota Kudus, mengenalkan makanan khas Kudus dan
menampilkan berbagai karya siswa-siswi di kota Kudus. Namun kembali lagi harus
ada pertimbangan yang matang, utamanya tugas seorang pelajar dalah belajar.
Jadi pemerintah kota Kudus beserta Disdikpora dan tentunya kepala sekolah
beserta jajarannya harus lebih memperhatikan siwa-siswinya. Karena hal ini
semata-mata bagi masa depan mereka serta bagi masa depan bangsa Indonesia yang
lebih cerah.
Jika masa depan anak negeri ini
cerah, tentu bangsa ini memiliki harapan yang lebih baik guna bersaing dengan
bangsa-bangsa yang lain. Sehingga kita tidak tertingggal jauh dengan negara
lain. Bukankah itu cita-cita yang baik dan wajib diwujudkan?
0 komentar