Museum Olahraga Nasional menggelar webinar bertajuk Raket Indonesia Menggunang Dunia, Prestasi dan Kebanggaan Bangsa pada Sabtu (26/9). Topik bahasan pada zoom meeting online itu membahas kisah inspiratif perjuangan atlet tabok bulu tanah air hingga meraih prestasi di kancah internasional.
Ada tiga narasumber yang dihadirkan pada sesi webinar itu. Dua diantaranya merupakan atlet. Yakni Luluk Hadiyanto Ganda Putra Nomor 1 Bulu Tangkis Dunia 2004 dan David Jacob Petenis Meja Indonesia sekaligus Peraih Emas Asian Para Games 2018. Sedangkan satu lainnya merupakan wartawan olahraga senior sekaligus Pendiri Majalah Bulu Tangkis, Daryadi.
Atlet pertama yang memberikan paparan di sesi webinar itu Luluk Hadiyanto. Dia menceritakan pahit manisnya menjalani seorang atlet. Mulai dari harus bolak balik Kudus-Solo untuk menjalani latihan. Menariknya, meski sibuk mengolah raket, peraih predikat juara satu duna di 2004 itu juga tak melupakan pendidikan. Bahkan, Luluk kini sudah mengantongi gelar sarjana. ”Karena menurut saya, walaupun sudah fokus sebagai atlet, pendidikan tetap menjadi prioritas,” jelasnya.
Lalu, narasumber yang kedua yang dihadirkan merupakan atlet paralimpik peraih emas Asian Para Games 2018 David Jacob. Jacob menceritakan sulitnya meraih prestasi lantaran keterbatasan fisik yang dialaminya. Dia bahkan harus menanti masuk Pelatnas (Pemusatan latihan nasional). Atlet kelahiran 21 Juni 1977 itu baru bergabung Pelatnas usai mengukir prestasi di Kejuaraan Nasional (Kejurnas). ”Motivasi saya terus bekerja keras. Walaupun saya memiliki keterbatasan fisik saya harus bisa bersaing dengan atlet yang normal,” jelasnya.
Selain kisah inspiratif, sorotan terhadap prestasi bulu tangkis Indonesia tak luput dari wartawan olahraga senior, Daryadi. Dia menyoroti soal performa sektor tunggal putri Indonesia. ”Sepeninggal Susi Susanti, tunggal putri kita (Indonesia, Red) belum memiliki regenerasi. Begitu juga di sektor Tenis selepas era Yayuk Basuki belum ada lagi generasi muda yang melanjutkan prestasi setara,” jelasnya.
Menurutnya, bukan bulu tangkis Indonesia yang berjalan mundur. Melainkan negara lain yang terus mengasah kemampuan bulu tangkis. ”Sebenanya bukan bulu tangkis kita yang mundur. Tetapi negara lain yang terus berbenah dan menggali informasi dari kita. Bisa kita lihat dari banyaknya pelatih Indonesia yang kini direkrut negara lain. Ketika bulu tangkis dipertandingkan di Olimpiade, negara-negara lain mulai belajar tentang bulu tangkis,” imbuhnya.
Foto-foto: Vega Ma’arijil Ula
Liliyana Natsir terpilih sebagai pebulu tangkis putri terbaik dalam satu dekade terakhir versi Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF). Butet-sapaan akrab Liliyana Natsir terpilih melalui jejak pendapat di akun twitter @BWFMedia. Pebulu tangkis yang secara resmi gantung raket pada 2019 itu mengungguli pebulu tangkis Taiwan, Tai Tzu Ying di tahap akhir. Yakni lewat presentase 69,4 persen berbanding 30,6 persen.
Seperti yang diketahui, Butet pernah menyabet prestasi tertinggi sebagai atlet bulu tangkis. Yakni meraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 silam. Sebuah prestasi yang luar biasa yang belum pernah didapatkannya saat masih berpasangan dengan Nova Widianto di ajang Olimpiade Beijing 2008.
NGGAK
BISA PULANG: Pemain Persijap Jepara Richard Gilbert (merah) berusaha melewati
pemain PS Hizbul Wathan saat laga perdana Liga 2 2020 yang berlangsung pada Senin
(15/3) di Stadion Gelora Bumi Kartini, Jepara. Richard saat ini belum dapat
mudik ke Jayapura lantaran ada lockdown.
Kompetisi Liga 2 saat ini terhenti. Penyebabnya korona. Alhasil beberapa klub
memulangkan pemainnya. Tak terkecuali Persijap Jepara. Namun, saat ini di kubu
laskar Kalinyamat itu masih ada dua pemain asal Papua yang tidak dapat pulang
ke kampung halaman. Itu karena lockdown.
Sebelumnya ada pelatih
kiper Persijap Iman Suherman dan pemain Persijap Pian Sopyan yang masih berada
di mes. Tetapi keduanya sudah pulang ke kampung halaman pada Kamis (9/4) lalu.
Saat ini hanya Daniel Asmuruf dan Richard Gilbert yang masih berada di mes. Kedua
pemain asal Jayapura itu belum dapat mudik karena adanya lockdown terkait pandemi virus korona.
Selama di mes, kedua
pemain tersebut mengisi kesibukan dengan menjaga kebugaran tubuh. Itu
dilakukan
dengan cara senam dan latihan fisik. Meski terdampak lockdown, Daniel Asmuruf mengaku hanya bisa mengikuti arahan
pemerintah. ”Kami ikuti anjuran pemerintah agar di rumah dan selalu menjaga
kebersihan diri kita dan lingkungan. Dan kami juga bersihkan hati minta ampun
kepada Tuhan dan meminta petunjuk” jelasnya.
Daniel juga berharap
semoga wabah ini segera berakhir dan sepak bola kembali normal. Selain Daniel, winger Persijap Richard Gilbert juga
hanya dapat mengikuti anjuran pemerintah untuk tidak pulang ke kampung halaman.
Richard mendapat
kabar pada Kamis (26/3) lalu Papua diberlakukan lockdown. Meski masih berada di mes, saat ini dia mengeluarkan
biaya pribadi untuk kebutuhan makan sehari-hari. ”Beberapa hari lalu masih ada
dikasih klub. Tapi sekarang sudah pakai uang pribadi untuk makan sehari-hari,”
jelasnya.
Ditanya soal
pengeluaran untuk makan, pemain bernomor punggung 94 itu tidak dapat menghitung
secara rinci. ”Kadang saya beli kebutuhan langsung banyak untuk beberapa hari
jadi tidak per hari,” sambungnya.
Richard sampai saat ini
belum tahu kapan dia pulang ke kampung halamannya. ”Tunggu dulu sampai Papua
buka lockdown,” jelas dia. Dia
berharap pandemi korona cepat berlalu dan kompetisi dapat bergulir kembali.
Seperti diberitakan
sebelumnya, saat ini pihak PSSI Kudus tengah memberhentikan kompetisi Liga 1
dan Liga 2 sampai batas waktu yang belum ditentukan. Keputusan PSSI itu
tertuang melalui surat nomor SKEP/48/III/2020.
Isi surat edaran itu menyampaikan kepada klub bahwa Maret sampai Juni sebagai keadaan kahar atau Force Majeure. Jika kondisi membaik, kompetisi akan dilaksanakan pada 1 Juli 2020. Namun, apabila pemerintah memperpanjang masa status darurat bencana setelah tanggal 29 Mei 2020, dan PSSI memandang situasi belum cukup ideal, maka kompetisi Liga 1 dan Liga 2 2020 dihentikan.
VEGA
MA’ARIJIL ULA/RADAR KUDUS
DUEL:
Pemain Persiku Kudus Ahmad Farid (biru nomor punggung 10) berebut bola dengan
penggawa Persekat Kabupaten Tegal (putih hijau) saat uji coba yang berlangsung
di Stadion Wergu Wetan, Kudus musim lalu.
KUDUS,
Radar Kudus - Seleksi
pemain Persiku bakal digelar pada Selasa (31/3) sampai Jumat (3/4) mendatang di
lapangan Porma, Mejobo, Kudus. Itu untuk pemain lokal. Sedangkan seleksi umum
(pemain non Kudus) dilaksanakan usai seleksi pemain lokal.
Seleksi pemain lokal
itu nantinya diikuti 30 tim dari klub sepak bola di Kudus. Sebanyak 30 tim itu
berasal dari dua divisi. Divisi satu 18 tim. Divisi dua 12 tim. Manajer Persiku
Sunarto mengaku untuk seleksi lokal akan diselesaikan terlebih dahulu. ”Kalau
untuk seleksi pemain non lokal sifatnya undangan. Lebih mencari pemain yang
sudah matang,” jelas Sunarto.
Sunarto menambahkan,
musim ini dia menaikkan target. Awalnya, Sunarto menginginkan target Liga 3
Nasional. Namun, beberapa hari lalu dia merubah target ke Liga 2. ”Kalau pasang
targetnya di Liga 3 Nasional, kalau gagal, kami kembali lagi ke Liga 3 regional
Jawa Tengah. Jadi kami sekalian saja pasang target ke Liga 2,” sambungnya.
Dia menambahkan, butuh
dukungan suporter untuk meraih target itu. ”Persiku bukan milik manajemen. Tapi
milik masyarakat Kudus. Jadi kami ingin ada dukungan dari masyarakat,”
jelasnya.
Sementara itu, Hartono
Ruslan mengaku belum tahu perihal seleksi. ”Masih menunggu instruksi dari
manajer,” jelasnya.
Ditanya soal komposisi
pemain, pelatih berlisensi A AFC itu belum dapat mengatakan. Menurutnya, dia
baru dapat mengatakan saat sudah melihat pemain di lapangan. ”Kalau pemain
Kudus bagus-bagus ya pakai Kudus
semua. Tergantung nanti waktu seleksi seperti apa,” sambungnya.
Kepada Jawa Pos Radar Kudus Hartono
menyampaikan beberapa kriteria pemain incarannya. Menurutnya seorang
pesepakbola harus cerdas, memiliki kecepatan, power, dan skill. Dia
juga mencari pemain yang memiliki
pengalaman bermain di Liga 3. Namun, tidak memungkiri pemain jebolan kompetisi
Asosiasi Kabupaten (Askab) Kudus atau Piala Soeratin jika mampu menunjukkan
permainan yang bagus bakal dipilih olehnya.
Ditanya soal target, Hartono
Ruslan menunjuk Liga 2. ”Ikut kompetisi harus punya target. Berbicara soal target
ke Liga 2 harus optimis,” ujar eks Persiku era 1979 itu.
Nantinya, skuad Persiku
dihuni 25 pemain. Pelatih yang pernah menakhodai Sriwijaya FC itu berharap saat
seleksi nanti mendapatkan pemain yang sesuai dengan kriterianya. (vga)
Bawa Timnas Raih Perak Sea Games 2019, Ditunjuk Jadi Asisten Pra Olimpiade Tokyo 2020
By vegaensiklopedia10@gmail.com - 04.29
VEGA MA’ARIJIL
ULA/RADAR KUDUS
JADI ASISTEN: Mochamad
Fauzi Setiawan mendapatkan SK menjadi asisten Timnas voli pantai Indonesia
putri di Pra Olimpiade Tokyo Zona Continental beberapa waktu lalu.
LATIHAN: Mochamad Fauzi
Setiawan bersiap melakukan servis saat tengah berlatih di lapangan voli pantai
Ivojo Kudus beberapa waktu lalu.
Mochamad Fauzi Setiawan
dilirik pelatih untuk menjadi asisten Timnas voli pantai Indonesia putri di Pra
Olimpiade Tokyo.
Mochamad
Fauzi Setiawan mengantar Timnas Indonesia voli pantai putri meraih perak Sea
Games 2019. Berawal dari situ, pelatih Agus Salim tertarik menunjuk dia menjadi
asistennya untuk Pra Olimpiade Tokyo 2020.
VEGA MA’ARIJIL ULA,
Radar Kudus, Kudus
TINGGI
badannya mencapai 184 sentimeter. Postur tubuhnya terbilang ideal. Itu karena Mochamad
Fauzi Setiawan rajin mengasah badannya di salah satu pusat kebugaran.
Pukulannya juga keras nan tajam. Itu terlihat setiap kali sesi latihan di
lapangan voli pantai Ivojo, Ngembalrejo, Kudus.
Saat
ditemui oleh Jawa Pos Radar Kudus,
Wawan-sapaan akrabnya itu tengah bekerja di salah satu kantor milik Perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) Kudus yang lokasinya di dekat Kantor Kecamatan Mejobo,
Kudus.
Pakaian
yang dikenakannya juga tak jauh dari kata sporty.
Jersey bewarna biru dengan celana pendek warna hitam dikenakannya. Pria
kelahiran Kudus, 18 September 1994 itu menceritakan awal pertama dia dipilih
menjadi asisten pelatih. Sambil ngobrol
santai, Wawan menunjukkan SK yang berbentuk file PDF di gawainya. Tertulis SK
dengan logo PBVSI perihal ”Pemusatan Latihan Nasional (Pelatnas) Voli Pantai
Persiapan Babak Kualifikasi Olimpiade Tokyo 2020”.
”Awalnya
itu saat saya menjadi asisten Timnas Voli pantai putri di Sea Games 2019. Terus
coach Agus Salim minta saya untuk jadi asistennya di Pra Olimpiade Tokyo.
Beliau ingin asisten yang bisa menjadi lawan tanding bagi pemainnya,” jelas
Wawan.
Beberapa
kali, wartawan koran ini menyaksikan Wawan yang memang lebih senior sering
menemani atlet-atlet yang lebih junior saat berlatih di lapangan voli pantai
Ivojo Kudus, Pemuda pemilik lisensi Nasional B FIVB itu saat ini tengah fokus
pemusatan latihan Training Camp (TC)
di Padepokan bola voli, Sentul, Bogor. TC itu dilakukan sebagai bentuk
pemantapan tim.
Saat
ini, Timnas voli pantai putri masih menunggu jadwal Pra Olimpiade Tokyo.
Disitu, nantinya timnas akan bersaing terlebih dahulu dengan beberapa negara
se-Kontinental (diikuti negara-negara Asia). Nantinya, untuk Asia diambil 16
dari total 32 negara. Setelah lolos, Timnas langsung masuk ke Olimpiade Tokyo
yang rencananya digelar akhir Juni 2020 mendatang.
Persiapan
umum itu ke arah pembenahan teknik dan daya tahan. Sementara persiapan Pra
Kompetisi lebih ke kerja sama tim. Lalu, persiapan kompetisi merupakan tahapan
melihat kelebihan dan kelemahan lawan. Latihan itu dilakukan Senin sampai Sabtu
pagi. Sedangkan Sabtu sore sampai Minggu pemain di liburkan.
”Sebagai
asisten, saya lebih melayani teman-teman pemain. Misal drill spike hingga melempar bola. Kalau yang mengarahkan saat
latihan dan memberi program latihan itu coach Agus,” sambungnya.
Di
Pra Olimpiade Tokyo 2020, pemuda yang doyan
makan seafood itu menyebut negara Thailand,
Jepang, dan Australia sebagai lawan yang berat. Thailand sebelumnya sudah
mengalahkan Timnas Indonesia voli pantai putri yang di bawa olehnya saat Sea
Games 2019 lalu. Wawam berharap Timnas voli pantai putri dapat menembus
Olimpiade Tokyo 2020 mendatang. (*)
ALVIS
REZANDO FOR RADAR KUDUS
TERBENTUR
KORONA: Alvis Rezando, pembuat barongsai asal Kudus terkendala bahan baku untuk
membuat Barongsai akibat virus Korona. Sebab, bahan baku pembuatan barongsai
diimpor dari Wuhan, Tiongkok.
JATI,
Radar Kudus – Virus
Korona saat ini menjadi pandemi. Banyak yang sudah terkena dampak dari virus
yang berawal dari kota Wuhan, Tiongkok itu. Salah seorang pembuat barongsai di
Kudus tak luput dari dampak Korona. Sebab, dia tidak dapat lagi memproduksi
barongsai.
Penyebab tersendatnya
produksi barongsai dialami oleh Alvis Rezando. Sebab, aksesoris barongsai harus
diimpor dari Wuhan, Tiongkok. Dia memilih impor dari Wuhan,Tiongkok karena
memiliki kualitas super. Aksesoris barongsai yang dipesan dari negeri tirai
bambu itu meliputi bulu domba, mata barongsai, dan bulu kelinci. ”Susah masuk. Kan barang-barang itu dari Tiongkok
semua,” jelasnya.
Sebelum ada Korona, aksesoris
barongsai yang dipesannya itu sampai di kediamannya dalam waktu satu bulan.
Namun, semenjak ada virus Korona, impor tidak dapat dilakukan lagi karena akses
sudah ditutup.
Kepada Jawa Pos Radar Kudus, saat ini Alvis
hanya bisa menghabiskan stok yang masih ada di rumahnya. ”Saat ini sudah ndak isa masuk ke Indonesia. Dan saya
pun cuma bisa menghabiskan stok yang ada. Misal yang tersedia stok bulu domba
warna merah. Sedangkan bulu putihnya nggak
ada ya nunggu yang putih dulu. Tapi nggak tahu pastinya kapan,” sambungnya.
Kepada wartawan koran
ini, Pria yang berdomisili di Desa Loram Kulon RT I/RW II itu membeberkan rincian
aksesoris yang diimpor dari Wuhan, Tiongkok. Untuk bulu domba satu ekor seharga
Rp 1,5 juta. Satu pasang mata barongsai seharga Rp 50 ribu. Bulu kelinci
seharga Rp 250 ribu, dan Bola hidung seharga Rp 250.
Menurutnya, di
Indonesia juga belum ada yang memproduksi bulu domba. Dengan adanya Korona, mau
tidak mau, dia harus berterus terang dengan ke customer yang sudah terlanjur order.
Bahwa barang dari Tiongkok belum dapat masuk ke Indonesia sampai waktu yang
belum ditentukan. ”Customer memahami
hal tersebut,” kata dia.
Sebelum ada Korona, Alvis
mampu memproduksi empat sampai lima barongsai dalam sebulan. Dia mampu
mengantongi Rp 10 sampai Rp 15 juta dalam sebulan. Alvis berharap virus Korona
dapat segera teratasi. ”Kasihan orang dagang yang ambil barang-barang impor.
Dan semoga virus ini cepat hilang,” harapnya. (vga)
VEGA
MA’ARIJIL ULA/RADAR KUDUS
SENGIT:
Pemain Persijap Jepara Rizki Hidayat (merah nomor punggung 10) berduel dengan
penggawa PS Hizbul Wathan Afif Allaam Sena (abu-abu) saat laga perdana Liga 2
yang berlangsung pada Minggu (15/3) di Stadion Gelora Bumi Kartini, Jepara.
JEPARA,
Radar Kudus – Persatuan
Sepak Bola Seluruh Indonesia (PSSI)
menghentikan Liga 1 dan Liga 2 sampai batas yang belum ditentukan. Hal itu
mengubah keputusan PSSI sebelumnya yang awalnya berencananya menghentikan laga
selama dua pekan kedepan. Jika Liga 2 dihentikan, Persijap justru tetap
menggelar latihan.
Keputusan untuk tetap
menggelar latihan itu dipilih untuk menjaga kebugaran pemain. Terkait imbauan
untuk mengurangi kegiatan masal, Presiden Persijap M Iqbal Hidayat mengatakan latihan
tetap aman dijalankan. ”Dokter tim selalu melakukan cek saat pemain datang ke
mes sepulang dari libur. Juga ada pengecekan secara berkala selama di mes. Jadi
InshaAllah aman,” jelasnya.
Iqbal menambahkan,
sampai saat ini belum ada larangan dari pihak PSSI untuk meniadakan latihan. ”Sampai
sekarang belum ada larangan dari PSSI atau Bupati Jepara terkait larangan
latihan. Sehingga untuk menjaga kebugaran dan persiapan tim, kami tetap
menggelar latihan,” sambungnya.
Orang nomor satu di
Persijap itu juga mengapresiasi keputusan PSSI dan Liga Indonesia Baru (LIB)
selaku operator kompetisi untuk menghentikan sementara kompetisi Liga 1 dan
Liga 2. Dia berharap kedepannya virus Korona dapat segera diatasi. Sehingga
liga dapat bergulir kembali.
Terpisah, fisioterapi
Persijap Muhammad Ali Ramdhani mengaku pilar Persijap rutin di cek kesehatannya.
Itu meliputi cek suhu tubuh dan tensi yang dilakukan setiap hari pukul 10.00. ”Pemain
yang libur dan pulang ke rumah, saat kembali ke mes juga di cek suhu tubuh dan
tensinya. Suhu tubuh pemain normal. Dibawah 38 derajat. Sejauh ini aman,” jelas
dia.
Ditanya soal gejala Korona,
Dhani menyampaikan, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan. Sebab, belum
tentu pemain yang mengalami batuk atau flu bisa disebut mengalami Korona. ”Nah ini yang penting. Kadang ada yang
langsung menyebut batuk dan flu itu identik dengan Korona. Belum tentu. Jadi
harus di cek dulu suhu tubuhnya. Bisa saja ada pemain batuk, tapi suhu tubuhnya
normal, itu berarti batuk biasa,” jelas dia.
Dhani-sapaan akrabnya
menambahkan, pemberian vitamin berbentuk pil dan injeksi setiap pagi dan malam
rutin diberikan ke skuad Laskar Kalinyamat. Asupan gizi bagi pemain juga
diberikan. ”Asupan gizi yang cukup, hidup sehat, rajin cuci tangan, dan menjaga
pola makan bisa menjadi cara untuk mencegah Korona,” imbuhnya.
Sementara itu, saat ini
Pelatih Persijap Widyantoro masih fokus untuk melakukan evaluasi tim. ”Kami
masih terus melakukan evalausi. Mulai dari lini depan, tengah, belakang,
pokonya semua lini kami evaluasi,” ujar Wiwid.
Di pertandingan selanjutnya,
jika berdasarkan jadwal, Persijap sejatinya bakal bertemu PSBS Biak pada Rabu
(25/3). Namun, PSSI telah memberhentikan sementara Liga 1 dan Liga 2 sampai
batas waktu yang belum ditentukan.
Persijap saat ini berada di
peringkat ketiga klasemen sementara untuk wilayah timur dengan koleksi tiga
poin. Sementara di peringkat pertama diisi oleh Mitra Kukar dan Persiba
Balikpapan dengan torehan poin yang sama dengan Persijap. (vga)
KOMUNITAS
SENI SAMAR FOR RADAR KUDUS
APIK:
Komunitas Seni Samar memerankan teater berjudul Rananggana di Auditorium
Universitas Muria Kudus (UMK) pada Jumat (13/3). Teater Rananggana merupakan
gambaran sisi kerakusan manusia.
BAE,
Radar Kudus – Komunitas
Seni Samar memerankan teater berjudul Rananggana di Auditorium Universitas
Muria Kudus (UMK) pada Jumat (13/3) pukul 19.00. Rananggana dipilih sebagai
simbol dari kerakusan manusia yang tidak peduli terhadap alam.
Ada beberapa
interpretasi dari Rananggana itu. Yakni sisi kerakusan manusia yang tak peduli
terhadap alam, sosok manusia penjaga Muria, dan sebuah wilayah di daerah
Jungpara (Jepara) sampai Silangangga (Juwana) kala itu.
Desainer Produksi
Komunitas Seni Samar Dian Puspitasari memiliki alasan memilih judul Ranaggana.
Yakni berangkat dari kerusakan Muria yang diakibatkan oleh manusia. ”Kami lebih
menyasar cerita tentang manusia yang merusak alam. Bukan hanya di Muria. Tapi
secara global juga,” jelasnya.
Menurut dia, untuk
daerah Muria, ada beberapa kerusakan yang diakibatkan oleh manusia. Mulai dari
lereng Muria yang beralih menjadi lahan pertanian. Pepohonan yang ditebang
sehingga mengakibatkan stok air menipis. Dan mengakibatkan longsor. ”Jadi Muria
adalah pijakan kami untuk merepresentasikan kerakusan manusia secara universal,”
ujar dia.
Pentas teater itu
berlangsung unik. Sebab, wajah lakon ditutup. Itu sebagai bentuk tidak
pentingnya wajah soal kerusakan alam. ”Tidak penting lagi siapa aku atau kamu,
sebab wajah sering menipu. Yang terpenting adalah laku,” ujar dia.
VEGA
MA’ARIJIL ULA/RADAR KUDUS
KOTA,
Radar Kudus - Museum
Jenang Kudus meresmikan dua tempat baru. Yakni Replika Stasiun Kereta Api Kudus
dan Ruang Perpustakaan Darussalam RMP. Sosrokartono. Replika tersebut dibangun
dalam kurun waktu tiga bulan. Kedua ruangan tersebut terletak di area Omah Kapal.
Replika Stasiun Kereta
Api Kudus itu berada di sebelah timur. Replika itu dibuat mirip aslinya seperti
yang berada di Desa Wergu Wetan. Ada tiga kereta. Menariknya, Replika Kereta
Api Kudus itu dibuat sendiri. Pembuatnya bernama Hadi Dahlan (Mbah Dahlan) asli
Kudus. Sedangkan perpustakaan Sosrokartono dibuat oleh Saryono, seniman asal
Jogjakarta yang sudah lama di Kudus.
Salah satu pengunjung
yang melihat Replika Kereta Api Kudus itu bernama Aang Supriyadi. Dia berasal
dari Demak. Dia kagum dengan Replika Kereta Api Kudus. ”Replikanya bagus. Baru
lihat pertama kali ini. Terakhir tiga bulan lalu belum jadi, jelasnya. Dia juga
mengagumi ruang perpustakaan Sosrokartono.
Hal yang sama juga
diungkapkan oleh Aulia Nur Inayah. Perempuan asal Jepara itu baru pertama kali
melihat Replika Kereta Api Kudus. ”Saya terkesima. Ini baru pertama kali
kesini. Terkesima karena bagus dan unik,” jelasnya.
Aulia menambahkan,
menurut dia Museum Jenang ini dapat menjadi tempat edukasi. Dia berharap semoga
koleksi di Museum Jenang bisa ditambah lagi.
Manajer Marketing
Museum Jenang dan Gusjigang Muhammad Kirom ingin mengenalkan spot-spot Kudus
tahun lalu agar masyarakat bernostalgia. ”Kami ingin menunjukkan landmark Kudus
zaman dahulu. Mulai dari Stasiun Kereta Api Kudus dan Perpustakaan Sosrokartono
agar pengunjung tahu sejarah Kudus tempo dulu,” jelasnya.
Dia menambahkan, dua
replikanya itu dikerjakan dalam waktu tiga bulan. Dia juga ingin membangkitkan
semangat warga Kudus dengan tahun-tahun tersebut. ”Untuk generasi saat ini juga
bisa muncul kebanggan bisa tahu bahwa Kudus punya Kereta Api. Apalagi katanya
nanti Kudus akan dibangun Kereta Api,” sambungnya.
Menurut dia, Stasiun
Kereta Api itu dibuat mirip aslinya. Pun dengan Perpustakaan Darussalam
Sosrokartono. Lewat perpustakaan itu, pihaknya ingin mengenalkan soal sosok
kakak kandung R.A.Kartini. Yang dijuluki si jenius dari Timur. Saat itu
Sosrokartono menjadi juru bahasa Liga Bangsa-bangsa karena menguasai 35 bahasa.
Serta menjadi wartawan perang asal Indonesia yang pertama.
VEGA
MA’ARIJIL ULA/RADAR KUDUS
ANGKUT PENGUNJUNG: Wisatawan naik
becak wisata di Terminal Bakalan Krapyak, Kaliwungu, Kudus kemarin.
KOTA,
Radar Kudus – Rute
kendaraan becak wisata dan ojek wisata dari Terminal Bakalan Krapyak ,
Kaliwungu, Kudus menuju ke Menara Kudus bakal diubah tahun ini. Itu sebagai
bentuk antisipasi mengurangi kemacetan yang ada di jalur Terminal Bakalan
Krapyak menuju ke Menara Kudus.
Becak wisata dari
Terminal Bakalan Krapyak saat ini rutenya dimulai dari Terminal Bakalan
Krapyak-Pertigaan Polytron-Jalan K.H Asnawi-Perempatan Jember-Jalan Sunan
Kudus-Menara Kudus. Sedangkan rute baliknya saat ini dimulai dari Menara
Kudus-Perempatan Sucen-Jalan Ahmad Dahlan-Pertigaan Polytron-Jalan K.H
Asnawi-Terminal Bakalan Krapyak.
Sementara untuk ojek
wisata saat ini rutenya dimulai dari Terminal Bakalan Krapyak-Pertigaan
Polytron-Jalan K.H Asnawi-Perempatan Jember-Jalan Sunan Kudus-Taman Menara.
Sedangkan rute baliknya saat ini dimulai dari Taman Menara-Jalan Sunan
Kudus-Perempatan Jember-Jalan K.H Asnawi-Pertigaan Polytron-Terminal Bakalan
Krapyak.
Nantinya, untuk rute
becak wisata dan ojek wisata bakal dirubah. Yakni dimulai dari Terminal Bakalan
Krapyak-Pertigaan Polytron-Jalan K.H Asnawi-Jalan Ahmad Dahlan-Pertigaan
Sucen-Peziarah Jalan Kaki menuju Menara.
Untuk rute balik becak,
dimulai dari Perempatan Sucen-Jalan K.H Arwani-Pertigaan Krandon-Pertigaan
Gereja Kopen-Jalan K.H Asnawi-Pertigaan Polytron-Terminal Bakalan Krapyak.
Sementara itu, untuk
angkutan ada dua opsi yang sudah disiapkan oleh Dinas Perhubungan (Dishub)
Kudus. Opsi pertama, angkutan dari Terminal Bakalan Krapyak menuju Menara Kudus
parkir di Kyai Telingsing (posisi kosong menunggu penumpang). Lalu, angkutan
itu menuju ke Terminal Bakalan Krapyak dengan mengangkut penumpang.
Untuk opsi kedua,
angkutan dari Terminal Bakalan Krapyak ke Menara Kudus membawa penumpang. Lalu kembali
ke Terminal Bakalan Krapyak kosongan. Sembari ada angkutan lainnya yang sudah
ngetem di Jalan Kyai Telingsing untuk mengangkut penumpang dari Menara Kudus menuju
Terminal Bakalan Krapyak.
Kepala Dinas
Perhubungan (Dishub) Kudus Abdul Halil melalui Kepala Bidang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
(LLAJ) Dishub Kudus, Putut Sri Kuncoro mengaku sudah mendapat instruksi dari
Plt Bupati Kudus HM Hartopo terkait perubahan rute becak wisata dan ojek wisata
dari Terminal Bakalan Krapyak menuju Menara Kudus.
”Kami sudah buat konsep
penataan arus jalur. Tetapi hal ini belum final. Rencananya tahun ini, tetapi
belum tahu bulan apa,” jelasnya. Nantinya pihak Dishub akan menyampaikan
terlebih dahulu terkait pengajuan rute ke Plt Bupati Kudus HM Hartopo.
Menurut Putut,
perubahan jalur tersebut sudah saatnya. Sebab, rute di jalur tersebut sudah
terlalu padat. ”Yang penting kami tidak mematikan usaha mereka. Tapi kami
inginnya ada Perbup sehingga benar-benar bisa ditaati. Nanti kalau sudah
disetujui Plt Bupati, ada Perbup dan SK nya, kami tinggal beri plat dan kami
apsang,” tandasnya.
Namun, sekali lagi,
menurut Putut hal itu masih sebatas wacana. Tetapi penerapannya memang tahun
ini. Sementara itu, saat pantauan Jawa
Pos Radar Kudus di Terminal Bakalan Krapyak, beberapa pengendara becak
belum mengetahui perubahan rute tersebut.
Salah satunya Sulikan.
Seorang tukang becak wisata asal Pasuruhan Lor. ”Belum tahu. Untuk saat ini
rutenya masih sama,” jelasnya. Dia menambahkan, saat ini penumpang yang naik
becak masih menggunakan karcis yang biayanya Rp 15 ribu per orang. (vga)
Tentang
perubahan rute becak wisata dan ojek wisata di Kudus:
Permasalahan
yang ada di jalur Terminal Bakalan Krapyak menuju Menara Kudus:
1.
Terjadi kemacetan di Jalan Kyai
Telingsing akibat parkir angkutan dua sisi
2.
Terjadi kemacetan di Jalan Sunan Kudus
akibat naik turunnya peziarah yang menggunakan becak dan ojek di depan Taman
Menara
3.
Banyak pelanggaran lalu lintas yang
dilakukan oleh becak dan ojek di perempatan Jember
4.
Banyaknya ojek liar yang menagkal di
Perempatan Menara Kudus
5.
Banyaknya parkir kendaraan pribadi di
Perempatan Menara Kudus sampai Kelenteng
Ojek
wisata (saat ini)
Rute
berangkat: Terminal Bakalan Krapyak-Pertigaan Polytron-Jalan
K.H Asnawi-Perempatan Jember-Jalan Sunan Kudus-Taman Menara.
Rute
kembali: Taman Menara-Jalan Sunan Kudus-Perempatan
Jember-Jalan K.H Asnawi-Pertigaan Polytron-Terminal Bakalan Krapyak.
Ojek
wisata dan becak wisata (kedepannya)
Rute
berangkat: Terminal Bakalan Krapyak-Pertigaan Polytron-Jalan
K.H Asnawi-Jalan Ahmad Dahlan-Pertigaan Sucen-Peziarah Jalan Kaki menuju
Menara.
Rute
balik: Perempatan Sucen-Jalan K.H Arwani-Pertigaan
Krandon-Pertigaan Gereja Kopen-Jalan K.H Asnawi-Pertigaan Polytron-Terminal
Bakalan Krapyak.
Rute
angkutan (kedepannya)
Opsi
pertama:
Angkutan dari Terminal
Bakalan Krapyak menuju Menara Kudus parkir di Kyai Telingsing (posisi kosong
menunggu penumpang). Lalu, angkutan itu menuju ke Terminal Bakalan Krapyak
dengan mengangkut penumpang.
Opsi
kedua:
Angkutan dari Terminal
Bakalan Krapyak ke Menara Kudus membawa penumpang. Lalu kembali ke Terminal
Bakalan Krapyak kosongan. Sembari ada angkutan lainnya yang sudah ngetem di
Jalan Kyai Telingsing untuk mengangkut penumpang dari Menara Kudus menuju
Terminal Bakalan Krapyak.
Pelaksanaan:
Tahun ini (bulannya
belum diketahui)
VEGA
MA’ARIJIL ULA/RADAR KUDUS
SENGIT: Pemain Persiku Kudus (biru)
ditempel ketat oleh penggawa Persebi Boyolali (putih) saat berlaga di Liga 3
Jawa Tengah 2019 di Stadion Wergu Wetan Kudus.
KOTA,
Radar Kudus
- Manajer Persiku Kudus Sunarto berencana memaksimalkan anggaran daerah yang
akan diberikan untuk Persiku tahun ini. Itu sebagai suplai dukungan dana untuk
memasang target ke Liga 2. Sebelumnya, Sunarto hanya menargetkan Persiku masuk
ke Liga 3 Nasional.
Anggaran itu rencananya
juga bakal diperuntukkan sebagai dukungan bagi pemain-pemain lokal asal Kudus.
hal itu diungkapkan oleh Sunarto. “Kami akan maksimalkan anggaran untuk Persiku
tahun ini. Tetapi kami belum tahu besaran anggarannya,” Jelas Sunarto.
Menurut Sunarto, target
Persiku di tahun ini kembali dinaikkan menjadi lolos Liga 2 Nasional. Selain
itu, Persiku harus mampu mempertahankan gelar Liga 3 Jawa Tengah. Sebelumnya,
Sunarto memang menyebut hanya menargetkan ke Liga 3 Nasional saja. Hal itu
bahkan diungkapkannya seusai Uji Kompetensi yang berlangsung di Pusat Belajar
Guru (PBG) pada Selasa (11/2) lalu. ”Kami naikkan target tahun ini menjadi
lolos Liga 2,” sambungnya.
Disinggung soal pemain
luar Kudus, Sunarto tak memungkiri tahun ini skuad Macan Muria juga bakal diisi
pemain non Kudus. Tetapi soal slot pemain non Kudus bakal diserahkan kepada
pihak pelatih Persiku. Yakni Hartono Ruslan.
”Kami akan
proporsionalkan. Juga tidak menutup kemungkinan menggunakan pemain luar Kudus. Tetapi
kami tetap utamakan pemain lokal Kudus dulu,” ujar Sunarto.
Terpisah, Plt Bupati
Kudus HM Hartopo mengatakan pihaknya
akan menganggarkan dana sebesar Rp 2 miliar untuk tim Persiku secara
keseluruhan. Soal pembagiannya, Hartopo meneyrahkan kepada Asosiasi Kabupaten
(Askab) PSSI Kudus dan Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kudus “Nominal tersebut belum termasuk anggaran
untuk Askab PSSI Kudus,” ucap Hartopo.
Sementara itu, Ketua
KONI Kudus Antoni Alfin mengharapkan jajaran manajemen Persiku tahun ini dikelola
secara profesional. Itu meliputi sinergi antara pemain, tim pelatih, dan
manajemen. ”Saya inginnya jajaran manajemen Persiku bisa bekerja secara
profesional dan semaksimal mungkin,” imbuhnya. (vga)
VEGA
MA’ARIJIL ULA/RADAR KUDUS
JAGA
JARAK: Pengunjung dan petugas RS Mardirahayu, Kudus berdiri di atas stiker
social distancing yang ditempel di salah satu lift di Gedung OPD (Out Patient
Departement) Anugerah RS Mardirahayu
kemarin.
DITEMPEL
STIKER: Pengunjung RS Mardirahayu, Kudus duduk di atas kursi yang diberi label stiker
social distancing di salah satu sudut ruangan kemarin.
JATI,
Radar Kudus -
RS Mardirahayu Kudus berupaya mencegah penyebaran virus Korona (Covid-19). Hal
itu dilakukan dengan cara memasang stiker jaga jarak di lima lift. Tak hanya
itu, stiker juga di tempel di beberapa kursi.
Lima lift yang dipasang
stiker jaga jarak itu berada di tiga gedung. Yakni di ruang rawat jalan (dua
lift), ruang Maranata (dua lift) dan
ruang Radiologi (satu lift). Sedangkan untuk kursi yang diberi stiker ada di
ruang klinik jalan. Tujuan dari kebijakan itu untuk mencegah penyebaran virus
Korona.
Hal itu diungkapkan
oleh Direktur Utama RS Mardirahayu dr. Pujianto. ”Kebijakan pemberian stiker
untuk mencegah supaya tidak ada yang terpapar korona. Jaraknya kan minimal
harus 1-2 meter,” jelasnya.
Ditanya oleh Jawa Pos Radar Kudus perihal
keefektifannya, Pujianto tidak dapat memastikan. ”Kalau seberapa efektifnya
kami tidak tahu. Tapi ini kan upaya menekan
penyebaran virus Korona,” sambungnya.
Selain pemberian stiker
social distance, Pujianto juga sudah
memberikan antisipasi lainnya. Itu meliputi penyediaan tempat cuci tangan,
pemberian masker untuk pasien, penunggu pasien dibatasi satu orang, dan
meniadakan jam besuk.
Menurut pengamatan Jawa Pos Radar Kudus di lapangan, di
salah satu lift yang terdapat di Gedung OPD (Out Patient Departement)
Anugerah RS Mardirahayu sudah dipasang stiker. Jumlahnya ada sembilan
stiker. Bentuknya seperti logo alas sepatu bewarna hitam. Lalu diberi
kotak-kotak warna kuning.
Disamping lift tersebut
juga terdapat kursi yang ditempel stiker. Stiker itu bewarna merah. Kursi yang
diberi stiker itu tidak boleh diduduki. Kepada masyarakat, Pujianto memberikan
himbauan agar tetap menjaga kesehatan. Yakni dengan cara membatasi aktivitas di
luar rumah, rajin mencuci tangan, makan bergizi dan rajin berolahraga. (vga)
Contact
Whats App
085640127128
Email
vegaensiklopedia10@gmail.com