Harapan Baru Garuda Indonesia

By vegaensiklopedia10@gmail.com - 03.19


Oleh: Vega Ma’arijil Ula

Tahun 2017 baru memasuki awal bulan kedua, sebuah tahun yang dapat dibilang masih hijau dan baru. Sebuah kondisi yang sama dengan situasi Timnas Indonesia saat ini. Di tahun ini, Timnas Indonesia telah memiliki struktur kepengurusan yang baru; Ketua umum PSSI Eddy Rahmayadi, Wakil ketua umum PSSI Djoko Driono dan Iwan Budianto, Direktur Tehnik Danur Windo, Sekjen PSSI Ade Welington, serta dipilihnya Luis Milla sebagai pelatih Timnas senior dan Timnas U-22, lengkap dengan asisten pelatih Bima Sakti, pelatih kiper Eduardo Perez Moran, pelatih fisik Miguel Gandia dan Dokter tim Syarif Alwi. Kemudian dipilihnya pelatih Garuda Muda yaitu Fachri Husaini untuk Garuda Muda U-16 dan Indra Sjafri untuk Garuda Muda U-19.
Sektor kompetisi juga mulai diperbarui. Regulasi mutlak untuk musim depan yang bernama Liga 1 memang belum matang, terlebih kabarnya jadwal kompetisi bakal mundur. Akan tetapi dapat kita lihat pada gelaran Piala Presiden 2017 yang mulai menerapkan peraturan baru seperti babak 8 besar yang tidak lagi berformat kandang tandang, pemain U-23 tidak wajib main penuh 90 menit, honor tuan rumah yang cukup prestisius mencapai angka 500-800 juta, dan adanya pembatasan pemain usia 35 tahun.
Dengan adanya regulasi tersebut diharapkan agar kompetisi berjalan lebih sehat, tidak ada crash antar pemain, tidak terulang kembali insiden menyerang atau bahkan menginjak wasit. Diterapkannya denda kartu juga menjadi pertimbangan bagi pemain untuk bermain lebih bersih dan profesional. Selanjutnya terkait regulasi pemain muda tentu akan memberikan dampak positif guna mengangkat peforma jam terbang bagi pemain muda. Sebuah hal yang dapat disebut sebagai investasi jangka panjang.
Kepengurusan PSSI juga terlihat lebih segar mengingat orang-orang yang terlibat didalamnya bukanlah tokoh politikus. Karena sejatinya seperti sebuah kalimat yang diutarakan oleh legenda Timnas Argentina, Diego Maradona bahwa dunia olahraga harus dibebaskan dari tangan-tangan politik. Dalam kepengurusan PSSI sebelumnya dapat dirasakan aroma politik yang begitu kental. Namun kini angin segar datang dalam bentuk kepengurusan PSSI yang baru dengan target yang lebih jelas.
Kembali kearah pelatih yang bakal menangani Timnas juga diprediksi bakal memberikan kontribusi yang maksimal. Sosok Fachri Husaini pelatih Timnas U-16 memiliki rekam jejak prestasi sebagai pemain yang bermain di beberapa klub seperti Bina Taruna, Lampung Putra, Petrokimia Putra (sekarang Gresik United), Pupuk Kaltim (Sekarang Bontang FC). Lebih dari itu, Fachri Husaini pernah meraih Medali perak SEA Games 1997 bersama Timnas Indonesia. Sedangkan Indra Sjafri pernah membawa Timnas U-19 menjuarai Piala AFF-U19 di tahun 2013. Dan yang terakhir adalah sosok Luis Milla yang memiliki sejarah memenangkan kejuaraan Mediterania 2009 (Spanyol U-20), Runner-Up Piala Eropa U-19 di tahun 2010, dan Piala Eropa U-21 di tahun 2011 bagi Timnas Spanyol. Meski karir kepelatihan yang tidak begitu cemerlang dibandingkan saat masih menjadi pemain Real Madrid dan Barccelona, Luis Milla tentu diharapkan dapat memenuhi target yang diusung oleh PSSI yaitu merebut Medali Emas di SEA Games Malaysia 2017 dan target semifinal di Asian Games 2018.
Tak mudah memang, akan tetapi tak pantas juga apabila berputus asa. Indonesia masih memiliki amunisi, bibit-bibit muda yang layak menjadi tulang punggung Timnas Indonesia untuk satu dekade kedepan. Sebut saja talenta muda penerus bangsa diantaranya adalah Ravi Murdianto, Awan Seto, Muhammad Dicky, Abduh Lestaluhu, Zalnando, Yanto Basna, Hanssamu Yama Pranata, Putu Gede, Manahati Lestusen, Evan Dimas, M. Hargianto, Ahmad Nofiandani, Zulfiandi, Ilham Udin, Septian David Maulana, Febri Haryadi, Miftahul Hamdi, Muchlis Hadining dan masih banyak lagi. Kemudian alumni AFF Suzuki Cup 2016 lalu yang diprediksi masih mampu membela Timnas adalah Andrytany Ardhiyasa, Teja Paku Alam, Gunawan Dwi Cahyo,Stefano Lilipaly, Bayu Pradana, Dedi Kusnandar, Bayu Gatra, Andik Vermansyah, Ferdnand Sinaga, dan Lerby Eliandry. Nama-nama diatas merupakan nama-nama yang sudah akrab di telinga kita, sementara Indonesia masih memiliki talenta yang jauh lebih muda lagi. Oleh karenanya bukan tidak mungkin Indonesia akan bangkit dan terbang lebih tinggi lagi.

Harapan dan optimistis tentu harus berjalan bersamaan, oleh karenanya PSSI juga memilih target jangka panjang seperti masuk Olimpiade 2024 serta turut serta ke Piala Dunia 2026. Apabila melihat target yang diusung oleh PSSI, tentu menginginkan perubahan kearah yang lebih baik. Sebuah harapan mengharumkan nama Indonesia dengan torehan prestasi yang lebih baik. Indonesia masih ada dan Indonesia masih dapat terbang tinggi. Oleh karenanya mari bersama-sama melakukan perubahan untuk Timnas Indonesia. Bravo Timnas, Bravo Indonesia.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar

Contact

Whats App
085640127128

Email
vegaensiklopedia10@gmail.com