Hak Yang sama Untuk Perempuan

By vegaensiklopedia10@gmail.com - 06.07


Oleh: Vega Ma’arijil Ula

Apa yang kita bayangkan ketika mendengar negara Afghanistan? Mayoritas akan menjawab sebuah negara penuh konflik. Dahulu Afghanistan adalah negeri konflik, bahkan novel The Kite Runner karya Khaled Hosseini menggambarkan secara detail konflik Taliban yang terjadi di Afghanistan beberapa tahun yang lalu. Bahkan pelecehan terhadap kaum perempuan dideskripsikan secara detail, Perempuan juga dipandang sebelah mata dalam novel terlaris versi New York Times.
Namun saat ini kondisinya berbeda. Afghanistan mulai berbenah pasca konflik berkepanjangan. Sebuah langkah awal dijalin dengan Indonesia melalui berbagai sektor, diantaranya perdagangan, pendidikan, pariwisata, dan pertukaran sumber daya manusia kedua belah negara. Tentu hal ini adalah langkah awal yang baik, toh kedua negara juga mempunyai kesamaan yang mayoritasnya muslim sehingga baik untuk menjalin kerukunan. Namun tetap peduli dan toleran terhadap pemeluk agama lain. Sebuah bentuk harmoni dalam perbedaan.
Hal yang secara khusus menjadi prioritas kerjasama adalah pemberdayaan perempuan. Melihat  dominasi politik yang pemain utamanya adalah pria, Kabul memiliki  cara lain dengan mengutus Duta besar Roya Rahmani sebagai perwakilan di Indonesia. Mengutip dari media cetak Kompas, pernyataannya saat itu adalah sebuah pengharapan pemberdayaan yang dapat dijalin dengan Indonesia. Menurutnya, pemberdayaan perempuan ditengah masyarakat sipil  adalah sebuah agenda khusus di Afghanistan.
Sebuah agenda yang positif tentunya mengingat tak banyak yang diketahui oleh Indonesia terkait Afghanistan, masyarakat Indoneisa mungkin melihat Afghanistan adalah negara yang gemar berperang, sebaliknya juga Afghanistan yang belum mengenal kebudayaan dan keanekaragaman Indonesia. Kemudian dibidang perdagangan, Afghanistan memiliki label pasar perdagangan terbesar di Asia. Serta, Afghanistan memiliki peluang yang baik untuk investasi dan kerjasama. Harapannya kedua belah pihak dapat mencapai kesepakatan pertukaran sumber daya manusia, utamanya adalah perempuan, sehingga hubungan kedua negara semakin dekat dan dapat mempromosikan satu sama lain. Selain itu saat berbincang dengan Wakil Presiden Republik Indonesia, Jusuf Kalla, peluang yang juga dibahas adalah pertukaran jurnalis yang kedepannya dapat saling berkunjung di antara kedua  negara tersebut. Hal seperti ini merupakan agenda  positif yang sudah seharusnya kita dukung sebagai perubahan ke arah yang lebih baik.


  • Share:

You Might Also Like

0 komentar

Contact

Whats App
085640127128

Email
vegaensiklopedia10@gmail.com