Apabila Trump terpilih

By vegaensiklopedia10@gmail.com - 19.52


Oleh: Vega Ma’arijil Ula
            Pilpres Amerika Serikat menjadi sorotan dunia beberapa bulan terakhir. Meski baru dimulai pada 8 November mendatang, topik dan isu yang terkait dengan bakal calon orang nomor satu di gedung putih itu hangat dibicarakan. Topik yang dibicarakan beragam, dimulai dari sektor ekonomi, politik, sosial, budaya dan masih banyak lagi.
            Ada dua kandidat yang bertarung di pilpres Amerika tahun ini, adalah Hillary Clinton dari partai Demokrat dan Donald Trump dari partai Republik. Tanpa bermaksud mengunggulkan atau merendahkan kedua bakal calon tersebut, pilpres kali ini dirasa menyedot antusiasme publik yang begitu besar. Hillary yang notabene diusung oleh partai Demokrat dirasa di atas angin mengingat didukung oleh Presiden Barrack Obama. Sedangkan nama bakal calon dari Republik, Donald Trump meroket atas lontaran berbagai kalimat kontroversialnya.
            Trump yang tergolong sebagai pemain politik baru kerap kali melontarkan berbagai kalimat kontroversial. Pria yang lahir 70 tahun silam ini beberapa kali mengusir wartawan senior serta warga sipil yang tidak setuju dengan gagasannya. Dirinya bahkan masuk kedalam 10 hal berbahaya yang mengancam dunia. Dari rate angka 1 hingga 25, Trump mendapatkan rate angka 12. Beberapa argumen menyatakan bahwa trump tak layak menjadi orang nomor satu di negeri Paman Sam.
            Trump berkomentar bahwa umat muslim dan islam adalah pembuat masalah dan tidak memiliki rasa hormat terhadap kemanusiaan. Ia bahkan melarang muslim masuk ke Amerika, entah itu imigran, turis, bahkan mahasiswa. Trump juga menambahkan komentar pedasnya saat menghina imigran Meksiko yang ia sebut kriminal. Terkait dengan terorisme, Trump ingin agar pelaku terorisme disiksa dengan teknik kejam waterboarding yaitu dengan menenggelamkan kepala tersangka. Menutup masjid juga menjadi agenda Trump apabila terpilih. Menurutnya berbagai diskusi pembicaraan terjadi di masjid-masjid. Yang paling diingat oleh publik adalah komentar Trump yang dipandang melecehkan wanita. Di tahun 2005, Trump pernah melecehkan wanita dengan sebutan yang kurang etis. Hal ini membuat rekan-rekan pengusung Trump dari partai Republik was-was.
            Berbagai kecaman hadir dalam menanggapi komentar-komentar Trump. Menteri Luar Negeri Jerman, Steinmeier kebijakan “Politik Isolasi” yang diusung Trump berbahaya bagi Amerika Serikat. “Politik Isolasi” sejatinya berbahaya dan mengurangi keamanan bagi Amerika, Eropa  dan dunia.
            Salah satu organisasi yang membawahi imigran Filiphina di Amerika, Bayan USA melalui Nicole Cababa mengungkapkan agar publik Amerika tidak setuju dengan gagasan Donald Trump. Kemudian ketersediaan Trump guna mempertimbangkan senjata nuklir bagi sekutunya berpotensi melanggar perjanjian Non- Proliferikasi nuklir. Hal ini tentu berpotensi agar Jepang dan Korea Selatan mempersenjatai diri dengan nuklir. Dengan kata lain, Amerika akan menarik pasukan dari kedua negara tersebut, apabila kedua negara tersebut tidak sepakat membayar lebih untuk pangkalan militer AS di negara mereka.
            Proteksi perdagangan oleh Trump diprediksi akan menampar Asia. Pasalnya, apabila Trunp terpilih ia akan menaikkan tarif impor dari Asia, seperti Cina. Hal ini secara tidak langsung akan memberikan dampak bagi Indonesia yang selama ini telah menjalin kerjasama dengan Cina. Di lingkup Asia kebijakan Trump ini akan mencederai pertumbuhan produk bruto Asia serta tekanan inflasi. Hal ini tentu disayangkan mengingat Asia adalah pusat manufaktur dunia yang negara-negaranya bergantung pada hasil ekspor. Tak hanya Indonesia, bahkan Korea Selatan dan Filiphina diprediksi terkena dampak paling besar.
            Bergeser ke bakal calon dari partai Demokrat, Hillary Clinton sebenarnya juga tak luput dari kasus investigasi email. Namun setelah ditelusuri oleh FBI hal itu tidak terbukti. Kembali saya tekanan bahwa tidak ada  maksud menjatuhkan salah satu bakal calon. Akan tetapi, melihat dari cara penyampaian pidato terkait dengan visi dan misi kedepannya, Hillary lebih diatas angin.
            Ada beberapa poin janji kampanye yang dibahas, yaitu imigrasi. Kebijakan luar negeri, kepemilikan senjata api, ekonomi dan perpajakan, dan terorisme. Kemudian dampak kerjasama yang akan dilakukan oleh pemerintah Amerika Serikat dengan Indonesia, diantaranya menyangkut ekonomi digital, terorisme, dan kemaritiman.
            Dari kedua bakal calon di pilpres Amerika Serikat, secara menguntungkan bagi Indonesia adalah apabila Hillary terpilih sebagai orang nomor satu di Amerika Serikat. Tak ada yang mau dirugikan tentunya oleh kebijakan Amerika Serikat. Karena sejatinya kerjasama bilateral haruslah saling menguntungkan. Jika melihat apa yang dilakukan Trump dalam kampanyenya tentu publik patut lebih kritis bahwa apa yang dibangun Trump dalam kampanye visi dan misinya untuk Amerika dan dunia patut dipertanyakan, karena tidak ada yang sepakat dengan radikalisme atau pemisahan batas dengan pagar.

            Kini dunia sedang meunggu perhelatan pilpres AS pada 8 November mendatang. Publik Amerika harus benar-benar mempertimbangkan segala aspek. Karena hal ini cukup beralasan guna mewujudkan Amerika Serikat dan dunia yang lebih baik, damai, dan aman.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar

Contact

Whats App
085640127128

Email
vegaensiklopedia10@gmail.com