Sambangi 43 negara, liput hampir semua cabor olahraga
By vegaensiklopedia10@gmail.com - 04.40
VEGA
MA'ARIJIL ULA/RADAR KUDUS
MELIPUT
PEMBUKAAN EURO 2012: Arief Bagus saat memotret pembukaan Euro 2012 di Stadion
Nasional Warsawa.
Sambangi
43 negara, liput hampir semua cabor olahraga
Ketertarikan Arief Bagus dalam hal
olahraga dia aplikasikan lewat seni visual yang diabadikan dalam seni fotografi
olahraga. Sebanyak 43 negara telah dikunjunginya lewat sebuah peliputan. Bahkan
dirinya menjadi satu-satunya wartawan yang meliput AFF secara berkala dari
tahun 2004 sampai 2016.
Vega
Ma'arijil Ula, Kudus
HANGAT adalah
sambutan yang diberikan oleh Arief Bagus saat wartawan Jawa Pos menemuinya di
salah satu kedai susu di daerah Kudus. ”Halo bro salam kenal,” ujar Arief Bagus
menyapa wartawan Jawa Pos. Kmai memesan minuman dan makanan ringan sebagai
teman berbincang. Pertemuan santai itu berlangsung cukup lama. Mulai pukul
13.00 sampai pukul 15.00. Obrolan kami siang itu soal olahraga.
Arief yang
notabene merupakan wartawan Agence France-Presse (AFP) bercerita tentang
kiprahnya sebagai wartawan olahraga. Pria kelahiran Kudus, 16 Agustus 1979 itu sepertinya
menjadi satu-satunya wartawan yang memotret Piala AFF. Itu dilakukannya sejak
Piala AFF 2004 sampai Piala AFF 2016. Mulai dari Piala AFF 2004, Piala AFF
2006, Piala AFF 2008, Piala AFF 2010, Piala AFF 2012, Piala AFF 2014, dan Piala
AFF 2016.
”Saya mungkin
menjadi satu-satunya waratwan yang motret Piala AFF berurutan sejak Piala AFF
2004 sampai Piala AFF 2016,” terangnya. Kiprahnya terbilang cukup lama sebagai
wartawan olahraga. Mulai dari bekerja di galeri foto Antara sejak 2002,
bergabung dengan Tabloid bola sejak 5 Mei 2003 sampai 31 Maret 2015. Lalu
hijrah ke Bola.com pada 2015 sampai Desember 2016.
Saat ini
Arief bergabung bersama Agence France-Presse (AFP). Itu dimulainya sejak
Januari 2018 lalu sampai sekarang. Berangkat dari hobi sepak bola itulah, saat
SMP Arief mengalami cedera hingga harus gantung sepatu. Hobinya tak surut,
meski sudah tak lagi mengolah bola, kiprahnya ia salurkan lewat meliput
olahraga. Tak terkecuali sepak bola.
Hampir semua
cabag olahraga pernah diliputnya. Itu dilakukannya saat berkunjung ke 43 negara
dan 4 benua, seperti Jepang, Taiwan, Sri Lanka, Arab Saudi, UEA, Bahrain, Qatar,
Belanda, Jerman, Spanyol, Polandia, Ukraina, Negara-negara kecil pecahan Uni
Soviet dan Yugoslavia, Australia, Selandia Baru, dan beberapa negara lainnya.
Beragam
cabang olahraga pernah diliputnya. Seperti saat meliput Chris John saat
memepertahankan gelar kelas ringan WBA 2003, meliput Asia Pacific Rally
Championship 2006 di Selandia Baru, Asia Pacific Rally Championship 2007 di
Australia, Sea Games 2007 di Thailand, memotret NBA Basketball pada 2009 di
Toyota Center, Piala AFF 2004 sampai Piala AFF 2016, meliput perjalanan Rio
Haryanto saat masih di GP 3 sampai di GP 2, me;iput cabang olahraga pantai
seperti Asian Beach Games juga dilakukannya.
Meski hampir
meliput beragam cabang olaharga, untuk cabang olahraga multi event sekelas
Olimpiade belum pernah digapainya. Sebab, tidak semua media mendapatkan lisensi
dan akreditasi untuk mengirimkan waratwan ke even Olimpiade. ”Biasanya yang
mendapat rekomendasi itu media-media besar seperti Jawa Pos, Kompas, Tabloid
Bola, dan beberapa media ternama lainnya,” tandasnya.
Saat
disinggung soal ketertarikannya pada seni visual, pemuda penggemar mie ayam itu
mengaku lebih tertarik memotret even olahraga seperti F1, GP, dan balap sepeda.
Sebab, memoteret tiga cabor itu lebih menantang. ”Saya lebih suka memotret yang
non sepak bola. Sebab, ada tantangan memotret di tempat yang baru dnegan
pemandangan ekspresi penonton yang natural saat menyaksikan tiga cabor itu,”
pungkasnya.
Arief yang
sudah banyak makan garam di dunia olahraga juga sangat dekat dengan atlet.
Mulai dari Chris John, Rio Haryanto, Hariyanto Arbi, Bambang Pamungkas, Rifat
Sungkar, Nova Widianto, Triyaningsih, Eko Yuli, Youbel Sondakh, dan beberapa
atlet lainnya. ”Atlet itu bukan hanya narasumber, tetapi bisa jadi teman dan
saudara bagi saya. Sebab, di Tabloid bola dulu saya diajari agar dekat banget
dengan atlet agar dapat inspirasi menulis yang beda dari media lain,” tandasnya.
Beberapa
prestasi dalam hal memotret diukirnya. Diantaranya juara III Anugerah Pewarta
Foto Indonesia kategori foto terbaik olahraga 2010, juara II Anugerah Pewarta
Foto Indonesia kategori foto terbaik olahraga 2011, juara I Best Picture Sea
Games 2007, juara harapan I Best Picture Sea Games 2015, juara I Best Picture
of The Year ISL 2010, juara II Anugerah Pewarta Foto Indonesia 2012 dan juara
III Anugerah Pewarta Foto Indonesia 2010. (vga)
0 komentar