VEGA
MA’ARIJIL ULA/RADAR KUDUS
BERSIAP
LEBIH AWAL: Manajer Persiku Kudus memaparkan persiapan Persiku kepada wartawan
Jawa Pos Radar Kudus di ruang kerjanya belum lama ini.
KUDUS
–
Persiku Kudus dapat dibilang memiliki persiapan paling awal untuk mengarungi
Liga 3 Jawa Tengah. Bagaiman tidak, pada November 2018 jajaran manajemen
Persiku sudah dibentuk. Lalu, persiapan seleksi pemain sudah dimulai sejak 7
Januari 2019. Kemudian pada 19 Januari 2019 launching manajerial diresmikan.
Tidak hanya itu, sisi manajemen,
administrasi, kesekretariatan, legal, dan keuangan menjadi aspek lain yang
sudah dipersiapkan jauh-jauh hari. Pun dengan segi teknis dengan membentuk
komisi teknik.
Subangkit dipilih
sebagai nakhoda tim. Pelatih fisik dan kiper jatuh pada Daud Hery Palajukan.
Sementara komisi teknik diisi oleh Imron, Firdaus, dan Yono. Manajer Persiku
Kudus M Bismark bersama pihak manajerial lainnya mengaku memiliki empat
kandidat pelatih untuk menukangi Persiku Kudus.
”Awalnya kami ada
beberapa usulan pelatih untuk Persiku. Yakni Subangkit, Hanafing, Riono Asna,
Lucas, Sudirman, dan Edward Tjong. Akhirnya kami dan pak Bupati pilih
Subangkit,” terangnya. Bismark menambahkan, dipilihnya Subangkit karena
persetujuan bersama antara pak Bupati dan jajaran manajer. Kehadiran Subangkit
dirasa mampu menarik perhatian pemain untuk ikut seleksi di kubu Macan Muria.
Meski sudah memiliki
pelatih dengan nama besar, Bismark mengaku masih memiliki banyak pekerjaan
rumah. Pasalnya, Persiku bisa dibilang memulai persiapan dari nol. ”Untuk
membangun tim dari awal tentu bukanlah pekerjaan mudah,” sambungnya.
Persiapan yang
dilakukan meliputi seleksi pemain, menyatukan materi pemain, mengadakan uji
coba untuk mengukur kesiapan tim, mendatangkan tim dokter, mendatangkan ahli
gizi, mendatangkan fisioterapis, dan masih banyak lagi. ”Paling tidak sarana
minimal untuk tim sepak bola harus ada,” pungkasnya.
Psikotes juga dilakukan
jajaran manajer kepada pilar Persiku. Itu dilakukan di Rumah Sakit Islam Sunan
Kudus, Kudus. Itu digunakan untuk melihat karakter pemain. Bismark mengaku
ingin membuat fondasi yang bagus bagi Persiku seperti saat dirinya bersama
rekan-rekan lamanya membawa Persiku lolos ke Divisi Utama 2007 lalu. Bahkan,
fondasi itu dirasa lebih bagus untuk tahun ini.
Pasalnya, saat ini di
Kubu Persiku Kudus sudah mulai diterapkan Sport Science. Itu dilakukan oleh
pelatih kiper sekaligus pelatih fisik Daud Hery Palajukan. Video rekaman juga
mulai diterapkan. Tujuannya untuk proses evaluasi tim pelatih kepada anak
asuhnya. Bahkan video rekaman itu sudah dimulai saat tim kebanggan masyarakat
Kudus itu beruji coba di dua laga terakhir. Kelas malam untuk evaluasi juga
sudah diterapkan.
Kepada Jawa Pos Radar
Kudus, Bismark mengungkapkan target bagi Persiku. Mulai dari lolos regional
Jawa Tengah, lalu menuju ke nasional, dan jangka panjangnya ke Liga 2.
Kelola
Keuangan, Siapkan Laporan Keuangan
Orang nomor 1 di kubu
Persiku itu membeberkan pula soal mengatasi keuangan klub agar lebih sehat. Dia
mengupayakan mencatat setiap pengeluaran klub dengan metode laporan keuangan.
Laporan keuangan itu
mencakup segala hal kebutuhan klub. Mulai dari seleksi pemain, anggaran uji
coba, rapat jajaran manajemen dan pelatih, pembelian kaos, peralatan latihan,
dan pengeluaran lainnya yang nantinya akan disertai dengan beberapa foto-foto
kegiatan Persiku dari awal pembentukan manajemen dan tim sampai berakhirnya
kompetisi Liga 3.
Agar laporan keuangan
lebih accountable, Manajer Persiku Bismark dibantu oleh Catur sebagai asisten
manajer yang notabene memiliki latar belakang pendidikan S2 akutansi
Universitas Gajah Mada. Tak hanya itu, di sisi bendahara juga terdapat nama
Subchan yang juga memiliki latar belakang di bidang keuangan.
Itu dilakukannya agar
setiap pengeluaran klub dapat tertata, terbuka, serta dapat dipertanggung
jawabkan. ”Nantinya akan kami lengkapi juga dengan foto-foto di laporan
keuangannya. Supaya jelas uang sekian untuk ini itu,” tandasnya. Bismark juga
tidak memungkiri bergerak di bidang olahraga tentu membutuhkan modal yang
besar. Apalagi kompetisi Liga 3 Jawa Tengah mundur. Diakuinya anggaran menjadi
bengkak. Padahal, Bismark memprediksi enam bulan sudah kompetisi ternyata belum
dimulai.
Saat ini Persiku
memiliki dua sponsor. Yakni Djarum dan Bank Jateng. Menurut Bismark, bupati
Kudus M Tamzil juga tengah melobi salah satu perusahaan swasta di Kudus untuk
ikut menjadi sponsor bagi Persiku Kudus. Bentuk dukungan lain dari orang nomor
satu di Kudus itu berupa kucuran dana APBD, bus, dan tentunya dari pihak
Kapolres memberikan perizinan menyelenggarakan pertandingan di Kudus untuk
Persiku dalam mengarungi Liga 3 Jawa Tengah.
Manajer Persiku Kudus
HM Bismark juga mengucapkan terima kasih atas dukungan pihak-pihak lainnya
meliputi suporter yang telah solid dalam mendukung Persiku Kudus, jajaran Satuan
Kerja Perangkat Daerah (SKPD), Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Kudus,
dan media. ”Tentu kami juga ingin ada perhatian yang lebih dari pengusaha di
kota Kudus dan sekitarnya untuk memajukan Persiku Kudus,” imbuhnya.
Bismark juga
membeberkan estimasi dana untuk mengarungi Liga 3 Jawa Tengah sebesar Rp 5
miliar untuk operasional selama 12 bulan. Itu mencakup operasional Persiku
mulai dari tahap persiapan sejak Desember 2018, persiapan Persiku mengarungi
Liga 3 Jawa Tengah, Liga 3 regional, hingga ke Liga 3 Nasional. ”Keinginan pak
Bupati, saya selaku manajer, jajaran manajemen Persiku dan supporter tentu
Persiku Kudus dapat memenuhi target dan menjadi juara. Kemudian dapat naik ke
kasta yang lebih tinggi,” harapnya. (vga)
Foto: Vega Ma'arijil Ula - Donny Setyawan
0 komentar