Saring sebelum sharing

By vegaensiklopedia10@gmail.com - 02.14


Oleh: Vega Ma’arijil Ula


Internet dan media sosial tentu bukan hal baru lagi. Mulai dari anak-anak, remaja hingga orang dewasa mayoritas telah mengenal fasilitas dunia maya tersebut. Banyak yang menggunakan fasilitas tersebut secara positif, namun adapula yang menggunakannya sebagai hal negatif. Mulutmu harimaumu yang kini telang berganti slogan menjadi jarimu harimaumu tak lepas dari fenomena yang saat ini marak terjadi. Berbagai hal ditulis semaunya hingga akhirnya disharing dan menjadi viral di media sosial. Tak menjadi soal apabila konten yang ditulis adalah hal positif, namun yang menjadi masalah adalah apabila hal yang ditulis adalah unsur berbau negatif seperti ujaran kebencian, menjatuhkan pihak-pihak tertentu, menyebarkan hoax, melakukan penipuan, hingga hal-hal yang berbau SARA serta hal-hal negatif lainnya. 
Berbagai contohnya sudah marak terjadi di tanah air kita ini. Sudah banyak yang ditangkap karena menghujat pihak lain, bahkan menyebarkan info yang sifatnya hoax juga dapat membahayakan masyarakat dan tentunya mengganggu kenyamanan. Misalkan saja bercanda bahwa disuatu tempat ada bom, atau misalnya melakukan penipuan undian berhadiah, atau hal lain semisal melakukan cuitan ujaran kebencian di twitter.  Belum lagi oknum orang yang kurang sadar kaidah jurnalistik seperti melakukan share foto-foto penuh darah atau korban konflik di suatu tempat dengan bentuk tubuh yang tidak utuh. Sesuai dengan kaidah jurnalistik hal-hal semacam itu wajib di sensor. Boleh kita katakan kita bukanlah seorang jurnalis, tapi setidaknya kita harus sadar bahwa hal tersebut layak dikonsumsi publik atau tidak. 



Pemerintah cukup bagus merespon berbagai hal negatif yang dilakukan oleh oknum yang kurang sadar kaidah besosial media hingga merugikan masyarakat. Mulai dari membentuk cyber crime, menetapkan UU ITE, melakukan pemblokiran akun bernuansa SARA, melakukan pemblokiran web-web tertentu yang bernuansa negatif, hingga melakukan sosialisasi perihal aturan bermedia sosial. Tentu sebuah hal yang cukup diapresiasi. Namun belum cukup apabila masih ada beberapa orang yang belum sadar dan tetap melakukan penyebaran hal-hal bernuansa negatif dalam etika bersosial media didunia maya. Bukankah sudah ada peribahasa yang mengatakan dimana bumi dipijak disitu langit dijunjung. 
Apabila kita sadar dan dapat menggunakan sosial media dengan bijak, ternyata banyak manfaat yang dapat kita peroleh. Berbagi di youtube sebagai seorang youtuber misalnya tentu dapat menjadikan media sosial lebih bermakna. Selain dapat berbagi, menjadi youtuber menjadikan kita terkenal dan memiliki penghasilan dengan catatan memiliki subscriber. Contohnya Raditya Dika dan Najwa Shihab. Selain itu melalui media sosial seperti instagram juga dapat digunakan sebagai sarana berwirausaha hanya dengan mengambil foto dan kemudian melakukan share. Media facebook juga demikian, dapat dijadikan sebagai wadah berwirausaha maupun sarana jual beli barang bekas atau barang baru. Twitter juga demikian, dapat digunakan sebagai media informasi mengecek jalur lalu lintas guna menghindari kemacetan atau menambah wawasan dengan cara memfollow akun-akun berita. 
Masih banyak hal-hal yang lebih positif yang dapat kita lakukan dalam bersosial media. Semua tergantung dari pribadi masing-masing, jika kita ingin menyebarkan kebaikan tentu kita akan melakukan share hal-hal bernuansa positif dan begitu juga sebaliknya. Jadi semuanya bergantung pada pribadi masing-masing. Tapi perlu diketahui, sekecil apapun hal positif itu, tentu akan sangat membantu orang lain. Jadi, mari kita budayakan saring sebelum sharing. 

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar

Contact

Whats App
085640127128

Email
vegaensiklopedia10@gmail.com