Cerpen : Rumahku ada disini, dilapangan hijau ini

By vegaensiklopedia10@gmail.com - 11.40

Oleh : Vega Ma'arijil Ula


Disebuah kota kecil bernama emirates. Adalah sebuah kota terpencil dikawasan Indonesia. Disinilah anak ini tumbuh besar dan mencoba mengukir sejarah...

Robin.... bantu kemari!

iya ayah

Sudah berapa kali kuperingatkan kau untuk tidak bermain bola, kenapa kau masih tidak menurut. Siapa yang mengizinkanmu mengikuti turnamen PON! Jawab

Aku terpilih saat seleksi antar sekolah yah, aku tidak mungkin menolaknya. dari sinilah aku akan mengukir mimpi-mimpiku, jawab bocah berusia 8 tahun ini.

Omong kosong, bicara apa kau ini. Pesebakpola sekarang tidak akan bisa hidup, Kau pasti tidak akan jauh seperti ayahmu ini, lebih baik kau bantu ayah mengambil kayu untuk dijual daripada kau hanya berkhayal. Kau tau semenjak ibumu meninggal dan ayah di PHK, kita tidak punya sumber penghasilan yang tetap, jadi kau harus bantu ayah, jangan cuma sepakbola yang kau pikirkan.


Ayahnya adalah seorang pegawai swasta, namun karena perusahaan tempat bekerjanya mengalami kebangkrutan, akhirnya ia di PHK. 

Robin Samir Akbar adalah anak semata wayangnya.

Istrinya meninggal dunia karena serangan jantung, kini ialah seorang yang membesarkan Robin


Sesampainya mengambil kayu, Robin berlatih sepakbola bersama teman-temannya, itupun tanpa sepengetahuan ayahnya.

Dilapangan bekas bengkel inilah ia bersama teman-temannya berlatih sepakbola. Theo adalah teman terbaiknya, ia juga satu tim bersama Robin yang nantinya akan mewakili Indonesia melalui SSB Gunner menuju London untuk unjuk gigi dalam acara DANONE CUP.

Theo selalu memfasilitasi Robin didalam mengikuti sepakbola, seperti Sepatu dan segala aksesoris sepakbola, kecuali biaya spp berlatih di SSB Gunners yang ia bayarkan dengan uang sendiri dari uang sakunya yang ia sisihkan 10.000 perbulan, maklum ia tidak ingin terus-terusan merepotkan Theo, walaupun ia anak pengusaha kaya raya.




Sesampainya di rumah...

Darimana saja kau! Sudah berapa kali kuperingatkan kau untuk tidak bermain bola. Apa kau tidak mengganggap ayahmu ini!

Maaf ayah, aku harus berlatih untuk turnamen DANONE

Hah! sudahlah! Mulai besok kau tidak usah bermain bola, kalau kau sampai melanggar, pergi kau dari rumah ini. Kau tak akan bisa menjuarai turnamen dengan lawan dari berbagai negara. Kubur saja dalam-dalam mimpimu itu, fokuslah belajar dan jadilah orang sukses. Sepakbola hanya membuatmu miskin, apa kau tidak memikirkan jika kau cedera? kau tidak akan bisa cari uang setelah itu. Sudahlah lupakan mimpimu itu.

Baik ayah begini saja, aku akan mengakhiri mimpiku dan tidak bermain bola jika aku gagal di turnamen ini. Tapi sebaliknya, jika aku menang, aku akan melanjutkan mimpiku ini. Bagaimana ayah??

Sejenak ayahnya termenung

Baiklah! sepakat!



Akhirnya hari yang dinanti tiba

Setelah pamit dengan ayahnya, Robin pun berangkat bersama teman-temannya lengkap dengan pak Rahmad selaku pelatih mereka. Squad 18 anak usia U-11 berangkat menuju London. 

Peserta turnamen ini terdiri dari 16 tim yang dibagi dalam 4 grup A-D, dengan format waktu 2 x 35 menit, dan jika hasil draw akan langsung dilanjutkan dengan penalti. Hadiah menarik dari turnamen ini adalah masuk akademi Arsenal untuk satu orang pemenang. Karena pihak Arsenal-lah yang men-sponsori turnamen ini bekerjasama dengan Aqua Danone.

Terbilang berat memang, INDONESIA (yang diwakili SSB Gunners) berada dalam satu grup bersama Brazil, Italia dan Belanda.

- HARI TERUS BERLANJUT -

Kini mereka masuk 8 besar

- HARI BERIKUTNYA -

Kini mereka berhasil lolos ke semifinal bersama Spanyol, Brazil dan Uruguay

Dalam semifinal Indonesia bertemu Uruguay

Dalam laga ini harus diselesaikan dengan adu pinalti, dan hasilnya...Indonesia lanjut kebabak final. Hasil ini adalah kali keempat Indonesia melaju ke babak final setelah di tahun 2008,2009 dan 2012.

- PARTAI FINAL -
Lanjut atau Menyerah

Partai Final mempertemukan Indonesia melawan Spanyol, seluruh penggila bola menjagokan Spanyol dalam laga ini, maklum kebanyakan dari squad Spanyol adalah anak-anak dari akademi La Masia yang notabene merupakan akademi terbaik di Spanyol milik klub Barcelona.

Babak pertama kedua tim bermain sangat hati-hati, sampai peluit babak pertama berbunyi skor masih kacamata.

Kick-off babak kedua dimulai, menjelang menit 65 Robin mendapatkan tekel dari pemain lawan, Arggghhhh.... teriak Robin

Wasit meniup peluit tanda sebuah pelanggaran

Robin tak bisa bangun

Kakinya terasa berat

Ia teringat ucapan ayahnya mengenai cederera

dan untuk sementara ia ditandu keluar lapangan...

Sampai peluit babak kedua usai skor tetap 0-0

Disinilah hasilnya akan jelas, ya adu pinalti

Sementara itu pelatih rahmad berusaha mengganti Robin, namun ia menolak. Ia berjanji bahwa ia akan bertahan sampai adu pinalti.

Akhirnya ia pun masuk daftar kelima algojo penalti.

Adu pinalti dimulai...

Keempat algojo dari tim Indonesia gagal mengeksekusi pinalti, begitupula dengan kelima pemain Spanyol. Kini semua berada di kaki bocah 8 tahun ini.

Robin maju menuju gawang...

Bola diletakkan di titik 12 pas...

Ia mundur beberapa langkah mengambil kuda-kuda...

Dan kemudiaan ia melaju dan menendang bola...

Daannnnnnnnnnnnnnnnnnnnnnn.....................


GOAL..............................................................

Yeahhhhh teriak para penonton

Seluruh pemain dan pak Rahmad pun berlari menuju Robin

Robin merayakan selebrasi dengan kaos bertuliskan GOAL TO MY MOM n DAD

Seluruh pemain berteriak kegirangan, beberapa juga menangis karena terharu dan tidak menyangka akan menang

Mereka berlari memutar lapangan sambil membawa bendera Indonesia dan logo SSB Gunner.

Ya kini Indonesia bisa berbicara banyak ditengah kondisi pesebakbolaan yang amburadul.

Mereka mampu menunjukkan dunia bahwa Indonesia mampu berbicara banyak dalam level internasional.

Robin mendapatkan penghargaan sebagai MVP dalam turnamen ini, sehingga ia mendapatkan hadiah yang jika dinominalkan setara 10 juta rupiah beserta jaminan masuk akademi sepakbola Arsenal. Total hadiah juara satu yang mereka dapatkan senilai 100 juta rupiah. Sebuah keberuntungan bagi mereka. Apalagi untuk Robin yang ayahnya sudah tidak bekerja lagi tentu akan membantu dengan uang yang ia dapat.




Sesampainya dirumah...

Baiklah, sekarang terserah kau. Kau boleh mengejar mimpimu, dengan hadiah yang kau dapatkan kau bisa memilih tim Akademi Arsenal di London untuk menimba ilmu disana.

Tidak ayah.

Jawaban tersebut tentu mengagetkan ayahnya

Aku memang menyukai sepakbola, begitu pula Arsenal. Tapi aku akan tetap disini bersama ayah. Aku tidak mungkin meninggalkan ayah sendirian, dan aku juga tidak mau meninggalkan ibu yang sudah tiada. Sebagai balasan untuk ayah karena ayah memperbolehkanku mengikuti turnamen ini, aku akan tetap tinggal disini. Hadiah ke Arsenal sudah aku wakilkan ke Theo sebagai balasan kebaikannya memfasilitasiku selama ini.

Jadi kau tidak akan pergi?

Tidak ayah, aku akan tetap disini bersama ayah. dengan uang hadiah yang kudapat, kita bisa berwirausaha dirumah.

mereka berdua akhirnya berpelukan, sang ayah tak kuasa menahan air matanya, ia tak menyangka anak yang berusia 8 tahun mampu berfikir seperti itu, bahkan mampu mencari uang sendiri. 


---

Rumahku ada disini, dilapangan hijau ini. Aku akan terus mengejar mimpiku menjadi pesepakbola, kemudian mengharumkan nama Indonesia menjuarai piala dunia. Itu bukan khayalan, karena aku pasti akan mewujudkannya - Robin Samir Akbar.

  • Share:

You Might Also Like

0 komentar

Contact

Whats App
085640127128

Email
vegaensiklopedia10@gmail.com