Oleh:
Vega Ma’arijil Ula
Tiongkok
terkenal dengan aktivitas perdagangannya yang sangat pesat. Namun publik kini
digemparkan oleh kabar kepindahan beberpa pemain yang pernah merumput di benua
biru yang kini mencari nafkah di negeri tirai bambu. Sedikit menarik ke
belakang, Tiongkok tak memiliki tradisi sepakbola. Bahkan Tiongkok pernah
dijajah oleh industri sepakbola Eropa. Namun era baru dimulai, melalui sentuhan
tangan-tangan korporasi dan pemerintahan yang teramat kuat, tirai bambu seakan
berubah menjadi kiblat sepakbola masa kini.
Perusahaan di Tiongkok seakan
berlomba guna mengambil alih tim-tim besar benua Eropa. Tak hanya itu, mereka
juga berlomba mendatangkan pemain-pemain bintang kelas wahid ke Asia, lebih tepatnya
Tiongkok. AC Milan adalah buktinya. Tujuh puluh persen sahamnya kini dimiliki
oleh perusahaan Suning, milik Tiongkok. Kemudian Athletico Madrid yang dikuasai
oleh Wanda Group. Manchester City yang juga tigabelas persen sahamnya dimiliki
oleh orang Timur Tengah.
Beberapa tahun terakhir ekonomi di
Eropa melambat, bahkan ada rumor Britain Exit saat itu. Kini Tiongkok mencari
celah sekaligus boleh dibilang menjajah balik benua Eropa. Bahkan berdasarkan
survei, Tiongkok memiliki label pemegang pertumbuhan ekonomi tertinggi didunia,
yaitu sepuluh persen pertahun. Tak hanya menguasai aset sejumlah klub Eropa, Tiongkok
turut andil didalam berinvestasi di pemasaran hak siar olahraga dunia,
utamanaya sepakbola. Bisa dilihat bahwa ada skenario besar yang mendorong para
konglomerat diindustri olah kulit bundar.
Beberapa pemain dan pelatih top, kini
telah merumput di Tionggkok. Mengutip dari media cetak Kompas, sebut saja Jackson Martinez, (Eks Striker Athletico
Madrid), Gervinho (Eks Striker AS Roma), Graziano Pelle (Eks Timnas Italia), Hulk,
Ramires, Alex Teixeira, Demba Ba, dan yang terbaru adalah Carlos Tevez dan
Oscar. Kemudian untuk pelatih adalah Marcelo Lippi (Guangzhou Evergrande,
2012-2014), Luiz Felipe Scolari (Guangzhou Evergrande, 2015-sekarang), Sven-Goran
Eriksson (Shanghai SIPG, 2014-Sekarang), Manuel Pellegrini (Hebei China
Fortune, 2016-Sekarang), Felix Magath (Shandong Luneng, 2016-Sekarang).
Selanjutnya urusan sponsorship adalah Arsenal (Huawei), FIFA (Wanda Yingli),
UEFA (Anta Hisense). Sedangkan hak siar adalah Liga Italia Serie A (LeEco
Sports) dan La Liga Spanyol (PPTV).
Poin positif yang didapat adalah
para talenta asli Tiongkok yang tentu akan berlajar banyak dari pelatih terbaik
dan juga pemain berkelas, sehingga talenta muda Tiongkok dapat menemukan level
permainan terbaiknya. Bahkan Presiden Suning, Zhang Jidong menuturkan
argumennya bahwa talenta muda Tiongkok bakal bermain di benua biru. Tak hanya
itu, Presiden Tiongkok Xi Jinping mengatakan bahwa Tiongkok menargetkan juara
Piala Dunia 2050. Sebuah hal yang patut dicoba oleh Indonesia mengingat potensi
talenta Garuda muda Indonesia tak kalah dari negeri tirai bambu.
VEGA
MA’ARIJIL ULA
Alumni
Universitas Negeri Semarang
0 komentar