Oleh:
Vega Ma’arijil Ula
Tokoh
Proklamasi Bung Karno pernah berkata soal “Jas Merah”, ungkapan yang apabila
dipanjangkan menjadi “Jangan Pernah Melupakan Sejarah”. Sebuah ungkapan yang
seharusnya patut kita pegang dan praktekkan. Tak terkecuali dalam urusan kulit
bundar. Setiap klub memiliki “History”-nya masing-masing. Begitu juga dengan AC
Milan. Sebuah klub yang berdiri 117 tahun silam lengkap dengan corak
merah-hitam ini berdiri karena ada inisiatif dari perantau asal Inggris bernama
“Herbert Kilpin”. Sebuah obrolan yang ia gaungkan bersama kelima orang temannya
disebuah kedai Fiascheterria Toscana. Melalui goresan pensil, gagasan demi
gagasan digaungkan bersama teman-temannya yang seorang pekerja di sebuah pabrik
tekstil.
Kilpin sendiri merupakan salah satu
pemuda asal negeri Elizabeth yang turut andil saat mendirikan AC Milan. Sebuah
hal yang tak pernah ia sangka bahwa klub yang ia rintis bersama rekan-rekannya
117 tahun silam bakal berkembang menjadi Il
Club Piu Titolato Al Mondo yang apabila diterjemahkan kedalam bahasa
Indonesia memiliki arti klub pemilik titel terbanyak di dunia. Mimpi Kilpin pun
terwujud.
Kilpin yang sejatinya lahir di
Nottingham merupakan konstruksi awal
sepakbola Italia. Kilpin adalah pendiri, pemain sekaligus kapten edisi pertama
bagi Milan. Ia menjelaskan bahwa merah adalah api, sedangkan hitam guna
menakuti lawan. Melalui buku yang
berjudul Lord of Milan karangan
Robert Nieri, Kilpin adalah revolusi sepakbola primitif klub-klub Italia. Dalam
buku tersebut dijelaskan bahwa Kilpin tak dibekali tehnik terbaik, namun
dirinya adalah pekerja keras.
Namun ada hal yang tak patut
dicontoh dari dirinya, adalah hobi minum alkohol. Meski demikian, ia selalu menekankan perihal
formasi, taktik, diet, dan latihan kebugaran. Kilpin adalah sosok yang penuh
semanagat dan inovatif. Kini, Milan dan gagasan Kilpin telah berusia 117 tahun.
0 komentar