Foto: Tribun Kaltim
Oleh: Vega
Ma’arijil Ula
Teluk
Balikpapan adalah sebuah teluk kecil yang berada di sebelah barat Selat
Makassar yang tentunya dekat dengan kota Balikpapan. Teluk Balikpapan terbilang
strategis mengingat wilayahnya berbatasan langsung dengan kota Balikpapan
disebelah utara, kota Penajam di sebelah Selatan, kemudian di sebelah Barat
berbatasan dengan Kabupaten Penajam dan Paser Utara sedangkan di sebelah Timurnya
berbatasan dengan selat Makassar. Teluk Balikpapan sendiri dapat dibilang
sebagai jalur pelayaran yang cukup sibuk mengingat disekitar wilayahnya juga
terdapat beberapa pelabuhan seperti pelabuhan Semayang, Kampung Baru, Kariangau
dan Penajam. Selain itu, di area Teluk Balikpapan juga terdapat Pelabuhan milik
Swasta seperti Chevron, Petrosea Offshore Supply Base (POSB) dan Pertamina.
Nama yang terakhir disebut baru-baru ini mengalami kecelakaan berupa kebocoran
pipa bawah laut sehingga minyak tumpah mengairi Teluk Balikpapan.
Saat
kondisi tumpahan minyak yang diseabkan oleh PT. Pertamina dilihat melalui
satelit, dihari ketiga pasca minyak mulai tumpah area tercemar meluas hingga
mencapai 200 kilometer. Meluasnya area tercemar tak lain karena tingginya
gelombang dan kuatnya arus. Tentu hal ini akan memeberikan dampak negatif bagi
kelangsungan ekosistem di perairan Teluk Balikpapan. Tak hanya itu, kondisi
tumpahan minyak ini juga mengakibatkan ekosistem disepanjang pesisir pantai
juga rusak sehigga mengakibatkan beberapa spesies berpindah tempat yang secara
tidak langsung juga berdampak lagi bagi pendapatan nelayan kedepannnya.
Beberapa kerusakan akibat tumpahan minyak PT. Pertamina ini sangat besar, diantara
rusaknya Tanaman mangrove seluas kurang lebih 34 hektare di Kelurahan Karingau,
rusaknya 2.000 bibit mangrove di Kampung Atas Air Margasari, matinya 1 ekor
ikan pesut, banyak ikan yang tak lagi layak konsumsi karena telah tercemar, Budidaya
kepiting gagal panen, rusaknya kawasan terumbu karang, habitat mamalia yang
mulai terganggu, rusaknya budidaya rumput laut, dan musnahnya Plankton. Tidak
sampai disitu, dampak lain juga dirasakan warga setempat seperti tewasnya 5
orang nelayan dimana tentu keluarga yang ditinggalkan kehilangan sosok pencari
nafkah, masyarakat sekitar merasakan pusing-pusing akibat bau tak sedap, ratusan
nelayan tak dapat melaut dimana mereka tentu kehilanagn mata pencaharian dan yang
utamanya adalah krisis air bersih. Kerugian lainnya juga masih ada yakni
terbakarnya dua kapal nelayan, terbakarnya 1 kapal kargo dan tidak berfungsinya
alat tangkap nelayan. Tentu keseluruhan kerugian ditaksir tidak sedikit
Padahal
Teluk Balikpapan secara ekologis masih menyimpan cadangan ekosistem bakau tua
yang masih asri dan vital dalam konteks ekosistem pesisir. Dengan rusaknya
pesisir pantai karena tumpahan minyak tentu akan turut serta memberikan dampak
pada satwa lain di sekitar ekosustem bakau seperti Pesut (Orcaella
brevirostris), Duyung, Lumba-lumba, dan Lamun (sea grass) yang tak lain adalah
adalah penghuni kawasan bakau. Selain itu di hutan bakau juga masih bisa
dijumpai kera hidung panjang atau bekantan (Nasalis larvatus) meski kondisinya
kini kian terancam. Lantas bagaimana nasib mereka dengan adanya musibah ini? Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) akan memeriksa hukum perdata dan sanksi administratif
guna menjembatani kerugian yang dialami oleh masyarakat, serta mediasi
masyarakat atas terjadinya musibah ini. Kemudian Kepolisian melalui Polda
Kaltim pun telah melakukan penyelidikan atas insiden ini. Pihak yang bersalah
dapat dijerat Pasal 99 UU 32/2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan
Lingkungan Hidup dengan ancaman pidana penjara paling lama 9 tahun.
Selain itu, sejak 1 April 2018
lalu, aksi bersih-bersih pantai dari tumpahan minyak mulai dilakukan secara
manual oleh ratusan personel TNI dan Polri serta dari pihak Pertamina itu
sendiri. Upaya pembersihan juga dilakukan oleh mahasiswa dan organisasi
kemasyarakatan. Sementara di area perairan, minyak dibersihkan menggunakan oil
boom dan kapal skimmer oil dengan cara menyemprotkan oil dispersant agar minyak
dapat terurai dari air.
Dengan adanya insiden ini,
praktis pemasukan ekonomi warga sekitar melalui sector wisata di sekitar Teluk
Balikpapan juga akan berdampak. Dengan bau minyak yang tentu memerlukan waktu
untuk kembali normal pastinya akan membuat wisatawan berfikir ulang untuk
berwisata ke Balikpapan dalam waktu dekat. Padahal, Balikpapan memiliki potensi wisata unggul seperti kawasan kampong
Teluk Seribu, wisata hutang mangrove, dan wisata kuliner khas Balikpapan.
Hukum harus benar ditegakkan guna
menindaklanjuti siapa yang nantinya bertanggung jawab atas insiden ini.
Kemudian masyarakat Balikpapan dan sekitarnya harus bangkit atas musibah ini
dengan harapan mereka dapat kembali melakukan aktivitas normal seperti
biasanya. Kita juga harus belajar dari Negara-negara yang juga pernah mengalami
kejadian serupa sepeti yang terjadi di Teluk Meksiko dan tumpahnya minyak di
Negara Cina yang disebabkan oleh kapal Tanker. Mereka mampu kembali beaktifitas
normal seusai tragedi tumpahan minyak. Segalanya memerlukan proses tapi kita
tentu harus optimis atas insiden ini dan berharap kejadian di Teluk Balikpapan
ini tak terulang kembali.
0 komentar