Coretan pena si kuli tinta Dalam bara kala mengembara Demi dapatkan berita terpecaya Tuangkan diri dalam lautan masa Kulit tinta dalam cerita Sering menjadi amuk masa Harapan mereka tuk sebuah berita Laksana embun dalam tandusnya gurun Mereka ingin sampaikan Sebuah kebenaran berlogo berita Agar mata kita terbuka Oleh hal terkemuka Lewat tegasnya sebuah media Karena kami kuli tinta VMU 270714 ...
Kau perlihatkan semangatmu Nyatakan perang dengan benafsu Tinggi harapanmu untuk satu Langkah kakimu tuk maju Kusalut akan itu Namun ku membencimu Kala kau tuangkan racun itu Pada banteng kesayanganku Kini...lihatlah Kau rasakan itu Luka terdalam samudera merah Yang kau racuni dengan tinta oren-mu Lihatlah sekarang Luka itu berbalik menggores-mu Kini... kau tetap sama Raja tanpa Mahkota VMU ...
Tampak elok pesona indahmu Pancarkan sinar bak mentari Cahaya putih bercampur mentari Hadirkan sesosok Purbasari Aku rindu akan hadirmu Hingga aku harus menunggu VMU ...
Seperti sebuah cermin Sajikan nuansa yang berbeda Hadirkan gelora yang tak sama Disini...semua bernuansa dalam tawa canda Apakah kau juga sama? Aku merasakan hal berbeda Ada puzzle hilang malam ini Aku tak menuntutmu kembali malam ini Namun imajiku berkata lain Alangkah senang kami disini Jika kau hadir disini Aku tahu itu tak mungkin Karena telah kau angkat jangkarmu Selalu ku berharap cerobong asap...
Rudal kecil mulai terdengar Di langit yang penuh bintang Aku merasakan hal yang tak kalian rasakan Aku penuh beban Dimalam kemenangan kau tak datang Hadirmu masih kutunggu Meski kutahu hal itu semu Kau tetap kapten dalam hidupku Tertulis dalam sanubariku VMU 270714 ...
Takbir berkumandang malam ini Hantarkan kami menuju kemenangan Terdengar sayup-sayup kegembiraan Kegembiraan tuk semua insan Namun hati ini berkebalikan Hatiku terasa berawan Meski berada ditengah kegembiraan Hanya dalam sebuah pertanyaan Kapan kau pulang? VMU 270714 ...
Oleh: Vega Ma’arijil ula Di tempat inilah kami dilahirkan Tempat bagi kami para insan Sebut saja kami Palestinian Kilatan cahaya masih nampak di sini Rumah poranda dan tak berpenghuni Nyawa tak berdosa tumbang disana-sini Suit batin kami tuk hidup di negeri sendiri Bak segerombol domba yang dikebiri Oleh tangan yang penuh dengki dan iri Tak mau kalah kami melawan Dengan secuil asa dan...
Oleh: Vega Ma’arijil Ula Lingkaran api masih menyala nyata Mobil besi itu masih berpesta Bersama mereka orang-orang nista Tak sungkan ku berkata Mereka adalah perompak masa kini Perampas kebahagiaan ini Dan pembunuh masa kini Di tempat kami tanah palestini Masihkah kalian berambisi Merampas hak kami dari segala sisi Lihatlah tanah kami disegala sisi Lebih kecil dari serbuk besi Demi apapun kami kan berdiri...
Kenali dirimu kenali mereka Kenali mereka agar kau peka Tak pernahkah kau menerka Siapakah mereka... Tak pernahkah kita bertanya Atau coba menyapanya Tidak...tak pernah kita mencobanya Lihatlah kalian dibandingnya Meski kita lebih baik dari mereka Meski kita lebih beruntung dari mereka Namun akan lebih baik jika kita peka Melihat usaha darinya dari mereka Aspal aspal panas siang hari Debu-debu bau di sore hari...
Hei ombak pagi hari ini Suaramu bak alunan simfoni Antarkan aku melaut bak insani Berdua jalani hidup ini Lihatlah biru warnamu Terlihat begitu semu kau nampak jemu Tak ingin jalani harimu Ombak lautmu tak berdalih Meski perahu membelah benih Katakanlah tanpa berbelih Dengan sejuta ungkapan kasih Kembalikan ombak pagiku Dalam alunan simfoniku Hingga aku tak menggerutu Dalam indahnya hidupku. VMU 190714 ...
Contact
Whats App
085640127128
Email
vegaensiklopedia10@gmail.com