Museum Olahraga Nasional menggelar webinar bertajuk Raket Indonesia Menggunang Dunia, Prestasi dan Kebanggaan Bangsa pada Sabtu (26/9). Topik bahasan pada zoom meeting online itu membahas kisah inspiratif perjuangan atlet tabok bulu tanah air hingga meraih prestasi di kancah internasional.
Ada tiga narasumber yang dihadirkan pada sesi webinar itu. Dua diantaranya merupakan atlet. Yakni Luluk Hadiyanto Ganda Putra Nomor 1 Bulu Tangkis Dunia 2004 dan David Jacob Petenis Meja Indonesia sekaligus Peraih Emas Asian Para Games 2018. Sedangkan satu lainnya merupakan wartawan olahraga senior sekaligus Pendiri Majalah Bulu Tangkis, Daryadi.
Atlet pertama yang memberikan paparan di sesi webinar itu Luluk Hadiyanto. Dia menceritakan pahit manisnya menjalani seorang atlet. Mulai dari harus bolak balik Kudus-Solo untuk menjalani latihan. Menariknya, meski sibuk mengolah raket, peraih predikat juara satu duna di 2004 itu juga tak melupakan pendidikan. Bahkan, Luluk kini sudah mengantongi gelar sarjana. ”Karena menurut saya, walaupun sudah fokus sebagai atlet, pendidikan tetap menjadi prioritas,” jelasnya.
Lalu, narasumber yang kedua yang dihadirkan merupakan atlet paralimpik peraih emas Asian Para Games 2018 David Jacob. Jacob menceritakan sulitnya meraih prestasi lantaran keterbatasan fisik yang dialaminya. Dia bahkan harus menanti masuk Pelatnas (Pemusatan latihan nasional). Atlet kelahiran 21 Juni 1977 itu baru bergabung Pelatnas usai mengukir prestasi di Kejuaraan Nasional (Kejurnas). ”Motivasi saya terus bekerja keras. Walaupun saya memiliki keterbatasan fisik saya harus bisa bersaing dengan atlet yang normal,” jelasnya.
Selain kisah inspiratif, sorotan terhadap prestasi bulu tangkis Indonesia tak luput dari wartawan olahraga senior, Daryadi. Dia menyoroti soal performa sektor tunggal putri Indonesia. ”Sepeninggal Susi Susanti, tunggal putri kita (Indonesia, Red) belum memiliki regenerasi. Begitu juga di sektor Tenis selepas era Yayuk Basuki belum ada lagi generasi muda yang melanjutkan prestasi setara,” jelasnya.
Menurutnya, bukan bulu tangkis Indonesia yang berjalan mundur. Melainkan negara lain yang terus mengasah kemampuan bulu tangkis. ”Sebenanya bukan bulu tangkis kita yang mundur. Tetapi negara lain yang terus berbenah dan menggali informasi dari kita. Bisa kita lihat dari banyaknya pelatih Indonesia yang kini direkrut negara lain. Ketika bulu tangkis dipertandingkan di Olimpiade, negara-negara lain mulai belajar tentang bulu tangkis,” imbuhnya.
Foto-foto: Vega Ma’arijil Ula
Liliyana Natsir terpilih sebagai pebulu tangkis putri terbaik dalam satu dekade terakhir versi Federasi Bulu Tangkis Dunia (BWF). Butet-sapaan akrab Liliyana Natsir terpilih melalui jejak pendapat di akun twitter @BWFMedia. Pebulu tangkis yang secara resmi gantung raket pada 2019 itu mengungguli pebulu tangkis Taiwan, Tai Tzu Ying di tahap akhir. Yakni lewat presentase 69,4 persen berbanding 30,6 persen.
Seperti yang diketahui, Butet pernah menyabet prestasi tertinggi sebagai atlet bulu tangkis. Yakni meraih medali emas Olimpiade Rio de Janeiro 2016 silam. Sebuah prestasi yang luar biasa yang belum pernah didapatkannya saat masih berpasangan dengan Nova Widianto di ajang Olimpiade Beijing 2008.
NGGAK
BISA PULANG: Pemain Persijap Jepara Richard Gilbert (merah) berusaha melewati
pemain PS Hizbul Wathan saat laga perdana Liga 2 2020 yang berlangsung pada Senin
(15/3) di Stadion Gelora Bumi Kartini, Jepara. Richard saat ini belum dapat
mudik ke Jayapura lantaran ada lockdown.
Kompetisi Liga 2 saat ini terhenti. Penyebabnya korona. Alhasil beberapa klub
memulangkan pemainnya. Tak terkecuali Persijap Jepara. Namun, saat ini di kubu
laskar Kalinyamat itu masih ada dua pemain asal Papua yang tidak dapat pulang
ke kampung halaman. Itu karena lockdown.
Sebelumnya ada pelatih
kiper Persijap Iman Suherman dan pemain Persijap Pian Sopyan yang masih berada
di mes. Tetapi keduanya sudah pulang ke kampung halaman pada Kamis (9/4) lalu.
Saat ini hanya Daniel Asmuruf dan Richard Gilbert yang masih berada di mes. Kedua
pemain asal Jayapura itu belum dapat mudik karena adanya lockdown terkait pandemi virus korona.
Selama di mes, kedua
pemain tersebut mengisi kesibukan dengan menjaga kebugaran tubuh. Itu
dilakukan
dengan cara senam dan latihan fisik. Meski terdampak lockdown, Daniel Asmuruf mengaku hanya bisa mengikuti arahan
pemerintah. ”Kami ikuti anjuran pemerintah agar di rumah dan selalu menjaga
kebersihan diri kita dan lingkungan. Dan kami juga bersihkan hati minta ampun
kepada Tuhan dan meminta petunjuk” jelasnya.
Daniel juga berharap
semoga wabah ini segera berakhir dan sepak bola kembali normal. Selain Daniel, winger Persijap Richard Gilbert juga
hanya dapat mengikuti anjuran pemerintah untuk tidak pulang ke kampung halaman.
Richard mendapat
kabar pada Kamis (26/3) lalu Papua diberlakukan lockdown. Meski masih berada di mes, saat ini dia mengeluarkan
biaya pribadi untuk kebutuhan makan sehari-hari. ”Beberapa hari lalu masih ada
dikasih klub. Tapi sekarang sudah pakai uang pribadi untuk makan sehari-hari,”
jelasnya.
Ditanya soal
pengeluaran untuk makan, pemain bernomor punggung 94 itu tidak dapat menghitung
secara rinci. ”Kadang saya beli kebutuhan langsung banyak untuk beberapa hari
jadi tidak per hari,” sambungnya.
Richard sampai saat ini
belum tahu kapan dia pulang ke kampung halamannya. ”Tunggu dulu sampai Papua
buka lockdown,” jelas dia. Dia
berharap pandemi korona cepat berlalu dan kompetisi dapat bergulir kembali.
Seperti diberitakan
sebelumnya, saat ini pihak PSSI Kudus tengah memberhentikan kompetisi Liga 1
dan Liga 2 sampai batas waktu yang belum ditentukan. Keputusan PSSI itu
tertuang melalui surat nomor SKEP/48/III/2020.
Isi surat edaran itu menyampaikan kepada klub bahwa Maret sampai Juni sebagai keadaan kahar atau Force Majeure. Jika kondisi membaik, kompetisi akan dilaksanakan pada 1 Juli 2020. Namun, apabila pemerintah memperpanjang masa status darurat bencana setelah tanggal 29 Mei 2020, dan PSSI memandang situasi belum cukup ideal, maka kompetisi Liga 1 dan Liga 2 2020 dihentikan.
VEGA
MA’ARIJIL ULA/RADAR KUDUS
DUEL:
Pemain Persiku Kudus Ahmad Farid (biru nomor punggung 10) berebut bola dengan
penggawa Persekat Kabupaten Tegal (putih hijau) saat uji coba yang berlangsung
di Stadion Wergu Wetan, Kudus musim lalu.
KUDUS,
Radar Kudus - Seleksi
pemain Persiku bakal digelar pada Selasa (31/3) sampai Jumat (3/4) mendatang di
lapangan Porma, Mejobo, Kudus. Itu untuk pemain lokal. Sedangkan seleksi umum
(pemain non Kudus) dilaksanakan usai seleksi pemain lokal.
Seleksi pemain lokal
itu nantinya diikuti 30 tim dari klub sepak bola di Kudus. Sebanyak 30 tim itu
berasal dari dua divisi. Divisi satu 18 tim. Divisi dua 12 tim. Manajer Persiku
Sunarto mengaku untuk seleksi lokal akan diselesaikan terlebih dahulu. ”Kalau
untuk seleksi pemain non lokal sifatnya undangan. Lebih mencari pemain yang
sudah matang,” jelas Sunarto.
Sunarto menambahkan,
musim ini dia menaikkan target. Awalnya, Sunarto menginginkan target Liga 3
Nasional. Namun, beberapa hari lalu dia merubah target ke Liga 2. ”Kalau pasang
targetnya di Liga 3 Nasional, kalau gagal, kami kembali lagi ke Liga 3 regional
Jawa Tengah. Jadi kami sekalian saja pasang target ke Liga 2,” sambungnya.
Dia menambahkan, butuh
dukungan suporter untuk meraih target itu. ”Persiku bukan milik manajemen. Tapi
milik masyarakat Kudus. Jadi kami ingin ada dukungan dari masyarakat,”
jelasnya.
Sementara itu, Hartono
Ruslan mengaku belum tahu perihal seleksi. ”Masih menunggu instruksi dari
manajer,” jelasnya.
Ditanya soal komposisi
pemain, pelatih berlisensi A AFC itu belum dapat mengatakan. Menurutnya, dia
baru dapat mengatakan saat sudah melihat pemain di lapangan. ”Kalau pemain
Kudus bagus-bagus ya pakai Kudus
semua. Tergantung nanti waktu seleksi seperti apa,” sambungnya.
Kepada Jawa Pos Radar Kudus Hartono
menyampaikan beberapa kriteria pemain incarannya. Menurutnya seorang
pesepakbola harus cerdas, memiliki kecepatan, power, dan skill. Dia
juga mencari pemain yang memiliki
pengalaman bermain di Liga 3. Namun, tidak memungkiri pemain jebolan kompetisi
Asosiasi Kabupaten (Askab) Kudus atau Piala Soeratin jika mampu menunjukkan
permainan yang bagus bakal dipilih olehnya.
Ditanya soal target, Hartono
Ruslan menunjuk Liga 2. ”Ikut kompetisi harus punya target. Berbicara soal target
ke Liga 2 harus optimis,” ujar eks Persiku era 1979 itu.
Nantinya, skuad Persiku
dihuni 25 pemain. Pelatih yang pernah menakhodai Sriwijaya FC itu berharap saat
seleksi nanti mendapatkan pemain yang sesuai dengan kriterianya. (vga)
Contact
Whats App
085640127128
Email
vegaensiklopedia10@gmail.com